Resiko Usaha Salon Kecantikan dan Mitigasinya
Tampil cantik menjadi bagian dari lifestyle kehidupan jaman sekarang. Dari kebutuhan ini, peluang usaha membuka salon yang berhubungan dengan perawatan wajah serta tubuh terbuka. Tetapi, resiko usaha salon kecantikan tentunya pasti ada. Maka dari itu, perlu perhitungan dan pengelolaan yang baik supaya usaha bisa langgeng.
Dengan pola belanja konsumen yang juga berubah seiring hari, tantangan bisnis ini semakin besar. Tetapi, bukan berarti karena ada resiko maka mengurungkan niat untuk membuka usaha. Justru tujuannya adalah agar bisa memitigasinya (upaya mengurangi resiko).
Lalu, bagaimana caranya dan apa saja resikonya? Artikel ini bakal mengulasnya, pastikan baca sampai habis ya. 😊
Memetakan Resiko Usaha Salon Kecantikan
Tergolong sebagai bisnis jasa, pemilik perlu memahami bahwa ada kepuasan konsumen adalah yang utama. Namun begitu, prospeknya pun menjanjikan apalagi jika konsep sudah sesuai dengan target market. Seperti layaknya semua jenis usaha, salon kecantikan pun memiliki resiko dan tantangan yang perlu dimitigasi oleh para pemiliknya.
Tujuan dari mengetahui resiko adalah untuk mengelolanya sehingga bisnis terhindar dari masalah, kecelakaan, dan kerugian. Nah, sebelum memulainya, ketahui dulu resiko usaha salon kecantikan berikut ini:
1. Hasil Akhir Tak Sesuai Harapan Konsumen
Datang ke tempat perawatan wajah dan tubuh pasti ada ekspektasi tertentu dari pelanggan. Misalnya, ingin bebas dari jerawat, membuat kulit muka licin, tubuh menjadi langsing, dan yang lainnya. Namun begitu, efek dari setiap treatment belum tentu sama bagi semua orang. Nah, inilah yang bisa jadi resiko.
Ketidakpuasan konsumen dapat membuat reputasi salon menjadi buruk. Pelanggan tidak akan memberi testimoni yang baik apalagi merekomendasikan jasa kepada orang lain. Padahal, promosi dari mulut ke mulut itu sangat efektif. Sedikit saja rekomendasi buruk dikeluarkan oleh konsumen, maka akan sulit salon mendapat kepercayaan dari masyarakat.
2. Tenaga Kerja tidak Bersertifikat
Di Indonesia, masih sedikit karyawan yang memiliki sertifikasi atas keahlian yang dimilikinya. Hal ini bisa memunculkan resiko pada kurang cakapnya mereka menangani perawatan wajah atau tubuh.
Walaupun penggunaan peralatan bisa dipelajari, namun jika dijalankan oleh orang yang tak memiliki pengakuan keahlian, tetap saja beresiko.
Belum lagi jika terjadi kecelakaan ketika melayani klien. Maka ini bisa jadi petaka bagi usaha salon yang sedang dijalankan. Kemudian juga bakal ada potensi kesalahan merawat tubuh serta wajah konsumen.
Misalnya saja salah dalam melakukan pemijatan, pembersihan, atau treatment lainnya. Apabila terjadi, bukan tidak mungkin konsumen akan melayangkan tuntutan kepada salon.
3. Peralatan Out of Date
Alat-alat untuk treatment kecantikan selalu berkembang seiring waktu. Nah, jika masih menggunakan produk lama, tentu ini sebuah resiko tersendiri. Misalnya, akan ada potensi pelanggan beralih ke salon lain yang lebih modern peralatannya. Kemudian juga soal adanya perawatan tertentu yang tak bisa diberikan karena alatnya tidak support lagi.
Reputasi salon bisa menurun karena ogah memperbarui teknologi. Selain itu, konsumen pun cenderung mencari sesuatu yang paling baru dan kekinian. Ingat bahwa bisnis erat kaitannya dengan tren, jadi ketinggalan sedikit saja langsung membuatnya tidak relevan lagi. Lebih parah, bisa jadi bangkrut dan kehilangan pelanggan.
4. Kurang Modal
Agar bisa merekrut tenaga kerja yang profesional dan berpengalaman di bidangnya, kemudian membeli peralatan terbaru, menyewa tempat, serta lainnya, diperlukan kucuran dana yang tak sedikit. Hal ini bisa jadi resiko jika modal awal ternyata pas-pasan dan tak bisa membiayai operasional. Alih-alih untung, salon kecantikan justru bisa gulung tikar.
Info Menarik Lainnya : Berapakah Modal Usaha Pangkas Rambut? Kita Ulas Yuk!
5. Tidak Bisa Memberikan Kenyamanan
Resiko lain dari bisnis ini adalah ketika salon tidak bisa menghadirkan rasa nyaman bagi pelanggannya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari ambience yang tak menyenangkan, pelayanan kurang ramah, waktu tunggu lama, kemudian para staf yang kurang solutif.
Padahal, rasa nyaman bagi konsumen merupakan hal utama yang harus diberikan selain treatment-treatment dasar di salon. Pelanggan harus merasa seperti sedang dimanjakan. Ketika ini tidak terjadi, maka bisa dipastikan usaha beresiko ditinggalkan oleh konsumen.
6. Resiko Kecelakaan Kerja
Pada setiap bisnis, selalu ada potensi accident baik dari human error atau karena peralatan yang rusak.
Untuk bisnis salon kecantikan, penyebab terjadinya kecelakaan bisa dikarenakan ketidakcakapan serta kelalaian karyawan saat mengoperasikan alat. Kemudian, minimnya perawatan dan pemakaian terus menerus juga berpotensi menyebabkan kejadian seperti korsleting listrik.
Apabila ini terjadi, resiko yang lebih besar seperti kebakaran, kebocoran, dan juga kecelakaan pada saat perawatan dapat menimpa usaha. Tingkat fatality akan makin lebar apabila level kelalaiannya juga besar. Untuk itu disarankan untuk rajin mengecek kondisi alat-alat perawatan kemudian juga memastikan sambungan listrik selalu terjaga.
7. Sepi Pelanggan
Usaha jasa selalu dibayangi resiko tak lagi memiliki konsumen. Setiap bisnis memiliki life cycle, pada fase decline, boleh jadi salon sudah memiliki nama dan besar, tapi angka penjualan terus menurun. Umumnya penyebabnya adalah karena pola belanja segmen market yang memang berubah.
Perilaku konsumen ini tentu harus dipelajari dan dimengerti oleh para pelaku bisnis salon. Apa yang membuat mereka jenuh, mengapa kejenuhan terjadi, lalu tentukan produk mana yang akan ditarik atau dipertahankan namun diperbaiki. Ini semua harus dilakukan untuk mencegah agar usaha tidak tutup.
Info Menarik Lainnya : 10 Usaha Sampingan Ibu Rumah Tangga, Direkomendasikan Untuk Penghasilan Tambahan
Tips Memitigasi Resiko Usaha Salon Kecantikan
Jika dirunut ke ilmu manajemen resiko, ada sedikitnya 9 langkah yang harus dilakukan untuk bisa mengimplementasikannya.
- Pertama, yaitu dengan melakukan identifikasi terhadap apa yang menjadi risk dari sebuah bisnis, dalam kasus ini salon.- Kedua, mengidentifikasi bentuk-bentuknya secara lebih detail, pengumpulan data mungkin dibutuhkan.
- Ketiga, tempatkan ukuran resiko lewat perwakilan skala untuk nantinya menentukan metode apa yang bakal digunakan untuk meneliti.
- Keempat, tempatkan alternatif-alternatif dari hasil penelitian tadi. Data yang diolah akan menghasilkan pilihan-pilihan keputusan serta pengaruh yang akan timbul nantinya.
- Kelima, lanjutkan dengan menganalisis tiap-tiap alternatif tadi.
- Keenam, pilihan yang telah diambil merupakan yang terbaik. Pemilik salon beserta partner bisa mengesampingan alternatif lain yang muncul sebagai solusi. Keputusan ini nantinya digunakan untuk melakukan mitigasi terhadap kemungkinan resiko yang telah diidentifikasi pada Langkah pertama tadi.
- Ketujuh, tahapan ini diisi dengan implementasi dari alternatif yang telah dipilih. Pelaksanaannya bisa dengan mengeluarkan SOP baru, kebijakan, atau juga keputusan.
Yang terakhir adalah melakukan kontrol dan evaluasi terhadap alternatif yang tadi dipilih. Setiap kegiatan harus dilaporkan dalam bentuk data agar bisa dianalisa dan dipertanggungjawabkan.
Info Menarik Lainnya : 10 Peluang Usaha Untuk Ibu Rumah Tangga Modal 1 Juta
Nah, itulah diatas beberapa resiko pada usaha salon kecantikan. Sebagai bisnis jasa, operasional sehari-hari beresiko oleh berbagai hal. Mulai dari masalah teknis, keuangan, sampai pada perubahan perilaku konsumen yang nantinya berpotensi menyebabkan bisnis bangkrut.
Cobalah melakukan identifikasi kemudian terapkan tips memitigasinya seperti yang telah diuraikan diatas.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Resiko Usaha Salon Kecantikan dan Mitigasinya"