Mau Jadi Supplier Mainan Import? Ini Cara Memasok Barangnya

Bisnis mainan import anak tetap bertahan walaupun mengalami pasang surut. Supplier mainan import memang kebanyakan berasal dari Tiongkok. Mainan import dari Tiongkok harganya sangat murah dan ketersediaannya selalu ada. Banyak pebisnis mainan yang kulakan dari negara tirai bambu itu.

Menjadi supplier mainan import anak memang memiliki peluang yang cukup baik. Indonesia sendiri masih menjadi pasar yang empuk bagi mainan-mainan import. Bisnis mainan di Indonesia sendiri masih bagus karena besarnya permintaan yang ada.

Daftar Isi:

Peluang Usaha Supplier Mainan Anak Import

Bisnis mainan yang ada di tanah air bisa dibilang tidak pernah sepi. Hanya saja, Indonesia masih kekurangan produsen mainan lokal. Mainan-mainan anak yang ada di pasaran didominasi oleh mainan import khususnya dari Tiongkok.

 

Ilustrasi Mainan Import.

Kenapa Mainan Import Banyak Dicari Orang? 

Mainan import dari Tiongkok banyak diburu oleh supplier lokal karena harganya yang murah. Selain itu, ragam dan ketersediaannya melimpah. Menjadi supplier berarti melayani konsumen akhir namun juga bisa melayani reseller. Itu alasannya harga yang diberikan harus murah jika ditujukan untuk para reseller.

Menjual lagi kepada reseller bisa membuat barang berputar dengan cepat. Walaupun harga jual sedikit lebih murah, namun keuntungan justru cepat didapat karena barang cepat habis. Sedangkan menjual ke konsumen akhir, harga jual bisa tinggi. Dengan pemasaran yang benar, menjual ke konsumen akhir juga bisa mendatangkan keuntungan.

Pasar di Indonesia untuk mainan impor sangat besar. Alasannya karena memang tidak banyak produsen mainan lokal, sehingga pasar pasti akan membeli mainan import. Selain itu, mainan import dari Tiongkok umumnya harganya murah. Masyarakat dengan penghasilan kecil bisa tetap membeli mainan yang murah ini.

Tantangan sebagai supplier mainan import dari Tiongkok adalah memastikan mainan yang diimpor sesuai dengan persyaratan impor di Indonesia. Salah satunya adalah mainan harus lolos uji SNI. Mainan dari Tiongkok apalagi yang murah umumnya masih menggunakan campuran logam berat yang berbahaya bagi anak-anak. Untuk itu, sekarang peraturan impor lebih ketat dengan mengharuskan standar SNI ini.

Jika tetap mengimpor mainan murah yang tanpa sertifikasi SNI, di awal-awal mungkin bisa saja aman. Namun, supplier bisa dikategorikan sebagai importir barang ilegal yang tentunya sangat besar resikonya. Selain menjual produk tidak aman kepada anak-anak di Indonesia, supplier juga bisa dijerat secara hukum.

Membeli Barang untuk Supplier Mainan Import

Mainan import yang murah bisa didapatkan dari Tiongkok. Namun ternyata mainan import tidak hanya bisa didapatkan dengan membeli langsung di produsen atau supplier yang ada di Tiongkok. Ada beberapa tempat pembelian lain yang juga bisa dijajal. 

Berikut ini daftarnya:

1. Membeli di Supplier Lokal

Di Jakarta, pasar gembrong dan pasar asemka dikenal sebagai pusatnya mainan import murah. Sebagai penjajakan, maka bisa berburu mainan import di pasar ini. Jika ingin membeli di kedua pasar ini dan mendapatkan harga murah, maka belilah dalam jumlah banyak.

Pasar Gembrong banyak menjual mainan anak dalam ukuran kecil dari berbagai jenis. Sedangkan di Pasar Asemka, mainan yang dijual umumnya berukuran besar seperti mobil-mobilan atau motor-motoran besar. Minimal pembelian adalah satu lusin untuk setiap barang.

Info Menarik Lainnya : Distributor Mainan, Peran, Skema Keuntungan & Kiat Suksesnya

2. Membeli di Produsen

Membeli langsung ke produsen tentunya lebih menguntungkan karena harga sangat murah. Namun, modal yang diperlukan juga cukup besar karena minimum pembeliannya juga besar. Umumnya, minimal pembelian adalah sekitar 10.000 pcs.

Keuntungan membeli di produsen adalah supplier bisa memasukkan merek dagang sendiri. Cara ini sangat cocok jika ingin bermain dalam skala besar. Produk yang dibeli dari produsen dan langsung di-custom dengan merek sendiri bisa dijual di toko-toko mainan besar.

Untuk bisa bermain di segmen ini, maka supplier harus mengurus terlebih dulu sertifikasi SNI. Kerjasama dengan produsen bisa dijalin dari produsen di Tiongkok, Hongkong, Jepang dan juga Korea. Tak perlu khawatir kesulitan mencari produsen. Sering-seringlah datang ke pameran mainan anak B2B atau Business to Business.

 

Ilustrasi Mainan Import.

3. Membeli di Importir

Jika modal tidak sebesar untuk membeli langsung di produsen, calon supplier juga bisa membeli mainan di importir. Membeli di importir lebih menguntungkan karena tidak perlu mengurus berkas-berkas impor. Jumlah pembelian pun lebih sedikit sehingga lebih ekonomis dari segi modal.

Pembelian di importir minimal satu kardus untuk satu jenis mainan. Dalam satu kardus, bisa diisi antara 70-200 pcs mainan tergantung ukuran. Pembelian ini bisa menggunakan sistem PO jika barang tidak ready di gudang importir. Namun jika barang ready, calon supplier bisa langsung mendapatkan barang yang diinginkan.

Info Menarik Lainnya : Toko Grosir Mainan Lokal Termurah di Asemka (Plus Info Tentang Produsen dan Jenis Mainannya)

4. Membeli di Marketplace

Calon supplier bisa membeli secara impor kecil-kecilan di marketplace. Cara ini cukup banyak dilakukan oleh supplier mainan import karena modal yang dibutuhkan tergolong kecil. Membeli di marketplace membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Harus ada riset yang dilakukan terkait harga mainan.

Di marketplace, suatu jenis mainan bisa dijual oleh banyak pedagang. Nah, calon supplier harus pintar mencari mana yang paling murah baik harga mainan maupun ongkos kirimnya. Umumnya, pembelian melalui marketplace akan memanfaatkan forwarder sebagai jasa pengirimannya.

Membeli di marketplace sangat fleksibel dalam hal jumlah pembelian. Ada yang memperbolehkan pembelian secara eceran atau satuan, namun ada juga yang menerapkan sistem grosir. Tentunya pada sistem grosir, semakin banyak jumlah yang dibeli maka harga semakin murah.

Info Menarik Lainnya : Belanja Hemat Pakai Kode Promo Tokopedia, Simak Caranya Yuk!

Tips Memilih Tempat Kulakan Mainan Import

Bisnis mainan cenderung aman untuk dijalankan. Pertama, barang yang dijual tidak mudah basi dan memiliki daya tahan yang lama. Kedua, model mainan cenderung long lasting. Anak-anak tidak pernah peduli pergantian model mainan, selama warna dan bentuknya menarik, anak-anak selalu suka.

Ketika memilih menjadi supplier mainan khususnya mainan import, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. 

Berikut ini diantaranya:

1. Memahami Aturan dan Undang-Undang Import

Ketika memutuskan untuk membeli di produsen, maka calon supplier mau tidak mau harus menjadi importir. Untuk itu, perlu ada pengetahuan tentang aturan dan undang-undang tentang impor barang. Supplier juga harus memiliki pengetahuan mengenai kepabeanan di Indonesia maupun negara asal barang yang akan diimpor.

Baca Juga : Dilema Mainan Musiman : Antara Spekulasi, Bahan Berbahaya dan Masalah Hukum

2. Usahakan Membeli Barang Original

Di Tiongkok, banyak produsen yang menjual barang palsu dari brand terkenal atau biasa disebut kw. Ini berlaku juga untuk mainan anak. Agar tidak tersandung permasalahan hukum karena membeli dan mengedarkan barang palsu, lebih baik beli barang merek asli Tiongkok saja.

3. Manfaatkan Jalur Online

Jalur online dinilai cukup aman bagi pemula. Jalur online disini adalah membeli di marketplace seperti Alibaba.com, Aliexpress, Taobao.com atau juga 1688.com. Di jalur ini, calon supplier tidak dipusingkan dengan segala urusan dokumen impor ataupun pengiriman. Pengiriman barang sudah diurus oleh pihak marketplace sehingga calon supplier hanya perlu membayar saja.

Baca juga : Cara Import Barang dari China Dan Beberapa Tips Rahasia

Kesimpulannya, peluang menjadi supplier mainan import masih besar karena adanya permintaan yang besar juga. Selain itu, jumlah anak-anak yang terus bertambah juga membuat bisnis mainan selalu memiliki peluang. Dengan pemasaran yang tepat, menjadi supplier untuk mainan import bisa dijajal sebagai bisnis yang menguntungkan.

Demikianlah beberapa cara untuk menjadi supplier mainan import. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda semua.

Penulis by : Bang izal.