Rincian Modal Usaha Minimarket Mandiri (Panduan Lengkap)
Belakangan ini perkembangan dunia bisnis tampaknya semakin menggeliat, baik dalam bisnis online maupun offline. Pada bisnis online perkembangannya sudah bisa kita lihat langsung pada berbagai marketplace dan e-commerce terkemuka di Indonesia. Setiap hari pasti ada saja bertambah toko online baru disana.
Begitu juga dengan dunia bisnis offline, perkembangannya juga tidak kalah menggeliat. Salah satu bidang bisnis offline yang perkembangannya cukup pesat adalah usaha minimarket mandiri.
Sebelum lanjut ke pembahasan lebih mendalam, saya ingin menjelaskan tentang pengertian minimarket mandiri terlebih dahulu.
Seperti yang tertulis pada judul diatas, bahwa fokus pembahasan di artikel ini adalah tentang minimarket mandiri. Dan saya yakin, pasti Anda juga pernah mendengar tentang minimarket waralaba.
Perbedaan antara minimarket mandiri dan minimarket waralaba cukup mendasar. Diantara perbedaan itu adalah; pada minimarket waralaba nama brandnya sudah terkenal. Diantara minimarket waralaba terkenal yang ada di Indonesia contohnya seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dll.
Sedangkan minimarket mandiri adalah semacam toserba (toko serba ada) yang brandnya (baca: merek toko) adalah milik kita sendiri. Misal jika saya membuka usaha minimarket mandiri, maka saya bisa memberi nama toserba saya itu 'Bang Izal Mart'. 😊
Perbedaan lainnya adalah pada besaran modal usaha yang dibutuhkan. Ketika Anda ingin membuka usaha minimarket waralaba, maka modal usaha yang perlu Anda siapkan terbilang cukup tinggi. Diantaranya biaya investasi sekitar Rp 600 jutaan. Itu belum termasuk biaya untuk sewa lokasi usaha. Kondisinya sangat berbeda sekali jika Anda ingin membuka usaha minimarket secara mandiri. Pada bisnis minimarket mandiri sifatnya lebih fleksibel.
Artinya Anda bisa mendirikan usaha minimarket mandiri dengan modal besar, dan bisa juga dengan modal kecil. Jika Anda punya modal yang kuat, maka Anda bisa menyewa ruko 2 pintu untuk lokasi minimarket Anda. Sedangkan jika modal Anda terbilang kecil, maka Anda bisa membuka usaha minimarket rumahan. Pada minimarket rumahan ini Anda bisa mendirikannya dirumah Anda sendiri (jika kebetulan kediaman Anda tersebut berlokasi di pinggir jalan yang strategis).
Perbedaan lainnya adalah pada sisi keuntungan yang akan didapatkan. Pada minimarket mandiri, keuntungannya seratus persen jadi milik Anda. Sedangkan pada minimarket waralaba, maka keuntungan yang Anda dapat masih terbilang 'margin kotor'.
Kenapa 'kotor?'
Karena hasil keuntungan minimarket waralaba itu harus dipotong untuk biaya royalti dan fee management.
Perbedaan lainnya adalah; pengelolaan pada minimarket mandiri dapat Anda lakukan sendiri. Sehingga ini lebih memudahkan Anda dalam mengatur perputaran usaha. Berbeda dengan minimarket waralaba, yang pengelolaan usaha dan sistemnya diatur oleh pihak manajemen pusat franchise tersebut.
Sebelum masuk dalam rincian modal usaha minimarket, mari simak kelebihan usaha minimarket terlebih dahulu. Pada tahun 2014, omset ritel bisa mencapai angka Rp 165 triliun, dan terus tumbuh sekitar 15% pertahun. Hal ini merupakan peluang emas bagi pengusaha lokal untuk mendirikan usaha minimarket mandiri.
Seperti yang telah saya jelaskan diatas, bahwa minimarket mandiri tidak memerlukan modal usaha yang besar, dan terbebas dari franchise fee. Sangat berbeda sekali jika Anda memilih mendirikan minimarket waralaba. Anda sebagai pemilik akan dikenai franchise fee mulai dari Rp 36 juta. Sedangkan keuntungan penjualan pada minimarket mandiri jadi milik Anda seutuhnya (tanpa terkena royalti).
Manajemen minimarket bisa Anda kelola sendiri, dan memudahkan dalam mengatur bisnis minimarket. Anda dapat memberi gaji karyawan sesuai dengan UMR daerah setempat. Selain itu, Anda hanya perlu menyediakan listrik sebesar 2.200 VA, atau sesuai dengan kebutuhan minimarket. Barang dagangan yang dijual 100% jadi milik Anda (yang notabene sebagai pemilik minimarket).
Nilai investasi atau modal awal dari minimarket mandiri ini mulai dari Rp 75 juta hingga 100 jutaan rupiah ke atas. Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya diatas, bahwa nilai investasi ini dapat Anda tentukan sendiri besar nominalnya. Jika Anda buka usaha dirumah sendiri, maka modal awal 75 jutaan sudah relatif bisa untuk memulai. Berbeda sekali dengan investasi minimarket waralaba yang besarannya bisa senilai Rp 400 hingga 600 jutaan. Investasi ini pun belum termasuk bangunan.
Untuk mewujudkan keuntungan dengan nominal besar, pemilik minimarket mandiri dituntut harus selalu kreatif. Dalam hal ini adalah kreatif pada promosi, dan terus melakukan inovasi yang dapat memajukan bisnis minimarket Anda.
Jika usaha minimarket Anda sudah dalam tahap maju dan cukup modal, Anda dapat mengembangkan usaha Anda menjadi lebih besar lagi. Yaitu dengan cara membuka cabang baru, atau mengembangkan konsep bisnis minimarket mandiri Anda itu menjadi sebuah bisnis waralaba (franchise). Jika sudah pada tahap yang terakhir ini (franchise), tentu Anda harus mematenkan merek (brand) waralaba Anda tersebut.
Setelah melihat kelebihan membuka usaha minimarket mandiri, maka pertanyaan selanjutnya adalah;
Berapa modal usaha yang dibutuhkan?
Untuk membuka usaha ini tentu membutuhkan persiapan yang matang. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa rincian modal usaha minimarket mandiri:
Menentukan lokasi usaha harus dipikirkan lebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh. Pilih lokasi yang strategis dan mempunyai lahan cukup luas untuk parkir. Pastikan lokasi tersebut dekat dengan area perumahan, kampus, atau pinggir jalan raya yang ramai lalu lintas. Selain itu, sebisa mungkin pilih lokasi yang belum ada saingan minimarket lain. Lokasi yang strategis tentu akan sangat menunjang kesuksesan usaha minimarket mandiri Anda tersebut.
Biasanya minimarket membutuhkan area depan berukuran minimal enam meter. Area depan ini berfungsi sebagai lahan parkir pembeli minimarket. Untuk menghemat biaya, Anda bisa saja membangun minimarket menggunakan lahan dan bangunan milik pribadi.
Namun jika tidak ada lahan pribadi, maka Anda bisa menyewa lahan dan bangunan yang ada. Dengan catatan harus di lokasi strategis dan mudah dijangkau oleh calon pembeli.
Anda bisa menyewa bangunan mulai harga Rp 17.500.000 per tahun. Harga akan berbeda di setiap daerah dan menyesuaikan dengan fasilitas yang disediakan. Jika Anda buka usaha minimarket mandiri di kota Jakarta, maka Anda perlu menyediakan dana 35 sampai 50 jutaan per tahun untuk biaya sewa ruko. Besaran biaya tentu tergantung seberapa strategi lokasi toko/ruko tersebut.
Bangunan minimarket sangat berbeda dengan desain warung atau toko. Standarnya dalam bangunan minimarket, bagian tengah tidak banyak tiang beron dan ruangan berwarna putih polos. Bangunan ini harus memiliki daya listrik yang memadai untuk kebutuhan komputer, kasir, AC dan radio.
Sebaiknya menghindari penambahan dekorasi yang berukuran besar, jika ruangan bangunan tersebut relatif sempit. Setelah itu, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menyelaraskan warna tembok dengan ornamen, serta furnitur dalam ruangan. Seperti rak, freezer, meja kasir. Semuanya harus sejalur dengan konsep desain interior yang sudah disepakati.
Anda bisa memakai jasa desain interior untuk menata ruangan minimarket Anda. Beberapa desainer interior memasang harga melihat dari hitungan per meter persegi. Rata-rata biayanya di kisaran Rp. 200.000,- sampai Rp. 1.000.000,- per meter persegi.
Dari sekian furnitur yang ada, rak barang harus tersedia di dalam minimarket. Furnitur yang satu ini berfungsi untuk memajang produk yang akan dijual dengan rapi. Rak minimarket banyak tersedia di pasaran dengan harga yang beragam, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Selain itu perlu diperhatikan penempatan rak, misalnya rak double harus lebih rendah dari rak single agar rapi. Untuk mengakali ruangan yang tidak besar, maka pada bagian belakang ruangan bisa diletakkan item produk rumah tangga seperti kain pel, semprotan serangga, dsb. Penempatan item barang juga disarankan dibuat tematik dan tidak tercampur dengan item produk lain jenis.
Anda bisa membeli rak Gondola single atau double, mulai harga Rp. 750.000,-. Akan tetapi ada juga toko yang menyediakan paket rak minimarket luas 350x600 cm dengan harga Rp. 14.230.000,-. Tentunya besar biaya untuk membeli rak tergantung dengan luas tempat dan stok barang yang ada.
Saat awal merintis usaha minimarket harus mencari suplier yang dapat dipercaya. Nantinya suplier ini akan bertugas memasok item produk yang akan dijual di minimarket. Disarankan menjalin kerjasama dengan beberapa suplier yang mau memasok barang lengkap, tapi dengan harga yang murah. Biasanya para suplier menerapkan pembayaran belakangan, atau jatuh tempo.
Stok barang harus selalu update dengan kebutuhan calon pembeli. Anda harus menyediakan biaya untuk membeli stok barang. Biaya ini sangat dibutuhkan. Jadi jika produk di minimarket habis, maka Anda bisa menjual stok barang yang sudah ada. Sehingga barang di minimarket Anda akan selalu ada. Hasilnya tentu membuat perputaran bisnis Anda selalu lancar dan menguntungkan.
Anda bisa mendapatkan stok barang dagangan dari suplier dengan harga mulai Rp. 21.000.000,-. Jika luas bangunan sekitar 50m2, paling tidak stok barang yang harus disediakan, harganya sekitar Rp. 87.500.000,-. Sedangkan bangunan seluas 60m2, diperkirakan biayanya sampai Rp. 105.000.000,-.
Anda perlu memasukkan biaya mengurus Surat Izin Usaha ke dalam rincian modal usaha minimarket. Agar usaha Anda diizinkan dan legal untuk melakukan aktivitas jual beli. Terdapat tiga surat izin yang perlu diurus ke lembaga terkait, yakni:
Pertama, Anda harus mengurus surat IUTM (Izin Usaha Toko Modern). Kedua, mengurus surat izin usaha perdagangan (SIUP), lalu mendaftarkan usaha minimarketnya ke kantor pendaftaran perusahaan, agar memperoleh tanda daftar perusahaannya.
Ketiga, Anda perlu mengurus surat izin mendirikan bangunan (IMB). Selain itu Anda sebagai pemilik minimarket perlu mengajukan permohonan surat keterangan domisili perusahaan kepada kelurahan yang berada di lokasi minimarket. Terakhir, surat yang harus diurus adalah surat izin gangguan. Semua surat diatas perlu diurus agar usaha yang dijalankan dianggap legal dan sah oleh hukum Indonesia.
Jika Anda mengurus SIUP di notaris, akan dikenakan biaya sesuai kelas dan durasi pengerjaannya. Untuk SIUP kelas kecil dan menengah proses normal dikenai biaya Rp. 1.500.000,- (8-10 hari kerja), sedangkan proses kilat dikenai biaya Rp. 2.500.000,- (3-5 hari kerja).
Lalu SIUP kelas besar, proses normal (8-10 hari kerja) akan dikenai biaya Rp. 2.500.000,-. Proses kilat (3-5 hari kerja) akan dikenai biaya sebesar Rp. 4.000.000,-. Biaya ini bisa berbeda-beda di setiap notaris.
Dalam membuat rincian modal usaha minimarket, maka Anda perlu mempertimbangkan pembelian perangkat komputer kasir. Hal ini untuk menunjang bagian kasir untuk mengerjakan tugasnya.
Disarankan untuk menggunakan software khusus untuk minimarket. Software ini berguna untuk mengetahui informasi transaksi penjualan, jumlah stok barang, dan keuntungan serta kerugian minimarket.
Anda sebagai pemilik minimarket perlu menyediakan seperangkat peralatan kasir. Selain komputer dan software khusus, perlu disediakan CPU, printer struk, laci uang dan barcode scanner. Peralatan ini dijual dengan harga mulai Rp. 900.000,-.
Ada beberapa toko elektronik yang menjual paket komputer kasir dengan harga mulai Rp. 2.650.000,-. Biasanya sudah lengkap dengan PC kasir, monitor LED, Keyboard, barcode scanner, mouse, printer kasir thermal dan laci uang.
Ada alternatif lain untuk menghemat biaya pembelian komputer kasir, yaitu dengan memakai POS (Point of Sales) Android. Harga perangkat ini mulai Rp. 1.850.000,-. Anda akan mendapatkan printer Bluetooth 58, laci uang, dan software penjualan. Akan tetapi jika memakai perangkat ini, Anda harus menyediakan sendiri smartphone atau tablet.
Modal usaha berikutnya digunakan untuk merekrut karyawan. Misalnya ukuran toko Anda 200m2, maka biasanya akan membutuhkan karyawan sebanyak delapan orang. Terdiri dari, kepala toko, admin, enam orang pramuniaga yang bertugas menjadi kasir dan helper toko. Semakin kecil toko, karyawan yang dipekerjakan juga semakin sedikit. Untuk ukuran toko 50m2, hanya membutuhkan tiga karyawan saja.
Anda dapat memberi gaji seorang kasir atau helper Rp. 1,9 juta per bulan, crew Rp. 1,3 juta per bulan, dan kepala toko Rp. 2,1 juta per bulan. Biasanya ditambah dengan biaya satu set seragam sekitar Rp. 500.000,-.
Masalah upah karyawan disesuaikan dengan shift dan UMR setempat.
Rincian modal usaha minimarket yang terakhir digunakan untuk mempromosikan usaha minimarket. Anda sebagai pemilik minimarket bisa melaksanakan acara grand opening yang diikuti diskon besar-besaran. Promosi ini sangat penting sekali diawal berdirinya usaha Anda. Biasanya berkat promosi ini omset akan dapat meningkat tajam. Apalagi jika dilakukan pada momen tertentu (hari besar lebaran/natal). Ketika itu omset Anda bisa mencapai 19 juta rupiah per hari (20% stok produk akan habis terjual).
Promosi tidak perlu dilakukan setiap hari. Promosi harus terjadwal dan harus menganalisis perilaku konsumtif dari pembeli. Sehingga minimarket Anda tidak mengalami kerugian ketika memberikan diskon pada saat promosi.
Promosi juga dapat dilakukan melalui media sosial atau cetak. Melalui media cetak dapat menggunakan brosur atau iklan di surat kabar. Bisa juga melalui In Store Promotion, yang dapat diisi dengan berbagai acara dan games. Diperkirakan biaya promosi mulai Rp. 2.000.000,-.
Rincian modal usaha minimarket ini tentu bisa berbeda-beda nominalnya. Tergantung pada skala dan luas minimarket mandiri tersebut. Jika semakin besar dan luas, maka modal yang dibutuhkan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, sebagai pemilik minimarket mandiri tentu Anda bisa mengatur sendiri besarnya modal usaha tersebut.
Jika Anda tertarik mendirikan usaha minimarket mandiri ini, maka Anda bisa mengumpulkan modalnya dari sekarang.
Semoga sukses selalu untuk Anda.
Salam. 😉
Penulis by : Bang Izal.
Begitu juga dengan dunia bisnis offline, perkembangannya juga tidak kalah menggeliat. Salah satu bidang bisnis offline yang perkembangannya cukup pesat adalah usaha minimarket mandiri.
Sebelum lanjut ke pembahasan lebih mendalam, saya ingin menjelaskan tentang pengertian minimarket mandiri terlebih dahulu.
Seperti yang tertulis pada judul diatas, bahwa fokus pembahasan di artikel ini adalah tentang minimarket mandiri. Dan saya yakin, pasti Anda juga pernah mendengar tentang minimarket waralaba.
Ilustrasi. |
Nah, apakah perbedaan antara minimarket mandiri dan minimarket waralaba?
Perbedaan antara minimarket mandiri dan minimarket waralaba cukup mendasar. Diantara perbedaan itu adalah; pada minimarket waralaba nama brandnya sudah terkenal. Diantara minimarket waralaba terkenal yang ada di Indonesia contohnya seperti Alfamart, Indomaret, Alfamidi, dll.
Sedangkan minimarket mandiri adalah semacam toserba (toko serba ada) yang brandnya (baca: merek toko) adalah milik kita sendiri. Misal jika saya membuka usaha minimarket mandiri, maka saya bisa memberi nama toserba saya itu 'Bang Izal Mart'. 😊
Perbedaan lainnya adalah pada besaran modal usaha yang dibutuhkan. Ketika Anda ingin membuka usaha minimarket waralaba, maka modal usaha yang perlu Anda siapkan terbilang cukup tinggi. Diantaranya biaya investasi sekitar Rp 600 jutaan. Itu belum termasuk biaya untuk sewa lokasi usaha. Kondisinya sangat berbeda sekali jika Anda ingin membuka usaha minimarket secara mandiri. Pada bisnis minimarket mandiri sifatnya lebih fleksibel.
Fleksibel? Apa itu maksudnya?
Artinya Anda bisa mendirikan usaha minimarket mandiri dengan modal besar, dan bisa juga dengan modal kecil. Jika Anda punya modal yang kuat, maka Anda bisa menyewa ruko 2 pintu untuk lokasi minimarket Anda. Sedangkan jika modal Anda terbilang kecil, maka Anda bisa membuka usaha minimarket rumahan. Pada minimarket rumahan ini Anda bisa mendirikannya dirumah Anda sendiri (jika kebetulan kediaman Anda tersebut berlokasi di pinggir jalan yang strategis).
Perbedaan lainnya adalah pada sisi keuntungan yang akan didapatkan. Pada minimarket mandiri, keuntungannya seratus persen jadi milik Anda. Sedangkan pada minimarket waralaba, maka keuntungan yang Anda dapat masih terbilang 'margin kotor'.
Kenapa 'kotor?'
Karena hasil keuntungan minimarket waralaba itu harus dipotong untuk biaya royalti dan fee management.
Perbedaan lainnya adalah; pengelolaan pada minimarket mandiri dapat Anda lakukan sendiri. Sehingga ini lebih memudahkan Anda dalam mengatur perputaran usaha. Berbeda dengan minimarket waralaba, yang pengelolaan usaha dan sistemnya diatur oleh pihak manajemen pusat franchise tersebut.
Artikel Menarik Lainnya : 10 Usaha Franchise Makanan Terlaris Di Indonesia, Anda Ingin Coba?
Ilustrasi |
Kelebihan Usaha Minimarket Mandiri.
Sebelum masuk dalam rincian modal usaha minimarket, mari simak kelebihan usaha minimarket terlebih dahulu. Pada tahun 2014, omset ritel bisa mencapai angka Rp 165 triliun, dan terus tumbuh sekitar 15% pertahun. Hal ini merupakan peluang emas bagi pengusaha lokal untuk mendirikan usaha minimarket mandiri.
Seperti yang telah saya jelaskan diatas, bahwa minimarket mandiri tidak memerlukan modal usaha yang besar, dan terbebas dari franchise fee. Sangat berbeda sekali jika Anda memilih mendirikan minimarket waralaba. Anda sebagai pemilik akan dikenai franchise fee mulai dari Rp 36 juta. Sedangkan keuntungan penjualan pada minimarket mandiri jadi milik Anda seutuhnya (tanpa terkena royalti).
Manajemen minimarket bisa Anda kelola sendiri, dan memudahkan dalam mengatur bisnis minimarket. Anda dapat memberi gaji karyawan sesuai dengan UMR daerah setempat. Selain itu, Anda hanya perlu menyediakan listrik sebesar 2.200 VA, atau sesuai dengan kebutuhan minimarket. Barang dagangan yang dijual 100% jadi milik Anda (yang notabene sebagai pemilik minimarket).
Nilai investasi atau modal awal dari minimarket mandiri ini mulai dari Rp 75 juta hingga 100 jutaan rupiah ke atas. Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya diatas, bahwa nilai investasi ini dapat Anda tentukan sendiri besar nominalnya. Jika Anda buka usaha dirumah sendiri, maka modal awal 75 jutaan sudah relatif bisa untuk memulai. Berbeda sekali dengan investasi minimarket waralaba yang besarannya bisa senilai Rp 400 hingga 600 jutaan. Investasi ini pun belum termasuk bangunan.
Untuk mewujudkan keuntungan dengan nominal besar, pemilik minimarket mandiri dituntut harus selalu kreatif. Dalam hal ini adalah kreatif pada promosi, dan terus melakukan inovasi yang dapat memajukan bisnis minimarket Anda.
Jika usaha minimarket Anda sudah dalam tahap maju dan cukup modal, Anda dapat mengembangkan usaha Anda menjadi lebih besar lagi. Yaitu dengan cara membuka cabang baru, atau mengembangkan konsep bisnis minimarket mandiri Anda itu menjadi sebuah bisnis waralaba (franchise). Jika sudah pada tahap yang terakhir ini (franchise), tentu Anda harus mematenkan merek (brand) waralaba Anda tersebut.
Artikel Menarik Lainnya : Warung Sembako Modal 5 Juta, Solusi Penghasilan Tambahan Untuk Keluarga
Contoh Rincian Modal Usaha Minimarket mandiri.
Setelah melihat kelebihan membuka usaha minimarket mandiri, maka pertanyaan selanjutnya adalah;
Berapa modal usaha yang dibutuhkan?
Untuk membuka usaha ini tentu membutuhkan persiapan yang matang. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa rincian modal usaha minimarket mandiri:
1. Lokasi Usaha.
Ilustrasi Minimarket Mandiri (Toserba). |
Menentukan lokasi usaha harus dipikirkan lebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh. Pilih lokasi yang strategis dan mempunyai lahan cukup luas untuk parkir. Pastikan lokasi tersebut dekat dengan area perumahan, kampus, atau pinggir jalan raya yang ramai lalu lintas. Selain itu, sebisa mungkin pilih lokasi yang belum ada saingan minimarket lain. Lokasi yang strategis tentu akan sangat menunjang kesuksesan usaha minimarket mandiri Anda tersebut.
Biasanya minimarket membutuhkan area depan berukuran minimal enam meter. Area depan ini berfungsi sebagai lahan parkir pembeli minimarket. Untuk menghemat biaya, Anda bisa saja membangun minimarket menggunakan lahan dan bangunan milik pribadi.
Namun jika tidak ada lahan pribadi, maka Anda bisa menyewa lahan dan bangunan yang ada. Dengan catatan harus di lokasi strategis dan mudah dijangkau oleh calon pembeli.
Anda bisa menyewa bangunan mulai harga Rp 17.500.000 per tahun. Harga akan berbeda di setiap daerah dan menyesuaikan dengan fasilitas yang disediakan. Jika Anda buka usaha minimarket mandiri di kota Jakarta, maka Anda perlu menyediakan dana 35 sampai 50 jutaan per tahun untuk biaya sewa ruko. Besaran biaya tentu tergantung seberapa strategi lokasi toko/ruko tersebut.
2. Desain Bangunan Minimarket.
Bangunan minimarket sangat berbeda dengan desain warung atau toko. Standarnya dalam bangunan minimarket, bagian tengah tidak banyak tiang beron dan ruangan berwarna putih polos. Bangunan ini harus memiliki daya listrik yang memadai untuk kebutuhan komputer, kasir, AC dan radio.
Sebaiknya menghindari penambahan dekorasi yang berukuran besar, jika ruangan bangunan tersebut relatif sempit. Setelah itu, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menyelaraskan warna tembok dengan ornamen, serta furnitur dalam ruangan. Seperti rak, freezer, meja kasir. Semuanya harus sejalur dengan konsep desain interior yang sudah disepakati.
Anda bisa memakai jasa desain interior untuk menata ruangan minimarket Anda. Beberapa desainer interior memasang harga melihat dari hitungan per meter persegi. Rata-rata biayanya di kisaran Rp. 200.000,- sampai Rp. 1.000.000,- per meter persegi.
3. Rak Minimarket.
Dari sekian furnitur yang ada, rak barang harus tersedia di dalam minimarket. Furnitur yang satu ini berfungsi untuk memajang produk yang akan dijual dengan rapi. Rak minimarket banyak tersedia di pasaran dengan harga yang beragam, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Selain itu perlu diperhatikan penempatan rak, misalnya rak double harus lebih rendah dari rak single agar rapi. Untuk mengakali ruangan yang tidak besar, maka pada bagian belakang ruangan bisa diletakkan item produk rumah tangga seperti kain pel, semprotan serangga, dsb. Penempatan item barang juga disarankan dibuat tematik dan tidak tercampur dengan item produk lain jenis.
Anda bisa membeli rak Gondola single atau double, mulai harga Rp. 750.000,-. Akan tetapi ada juga toko yang menyediakan paket rak minimarket luas 350x600 cm dengan harga Rp. 14.230.000,-. Tentunya besar biaya untuk membeli rak tergantung dengan luas tempat dan stok barang yang ada.
4. Supplier.
Saat awal merintis usaha minimarket harus mencari suplier yang dapat dipercaya. Nantinya suplier ini akan bertugas memasok item produk yang akan dijual di minimarket. Disarankan menjalin kerjasama dengan beberapa suplier yang mau memasok barang lengkap, tapi dengan harga yang murah. Biasanya para suplier menerapkan pembayaran belakangan, atau jatuh tempo.
5. Stok Barang.
Stok barang harus selalu update dengan kebutuhan calon pembeli. Anda harus menyediakan biaya untuk membeli stok barang. Biaya ini sangat dibutuhkan. Jadi jika produk di minimarket habis, maka Anda bisa menjual stok barang yang sudah ada. Sehingga barang di minimarket Anda akan selalu ada. Hasilnya tentu membuat perputaran bisnis Anda selalu lancar dan menguntungkan.
Anda bisa mendapatkan stok barang dagangan dari suplier dengan harga mulai Rp. 21.000.000,-. Jika luas bangunan sekitar 50m2, paling tidak stok barang yang harus disediakan, harganya sekitar Rp. 87.500.000,-. Sedangkan bangunan seluas 60m2, diperkirakan biayanya sampai Rp. 105.000.000,-.
Artikel Menarik Lainnya : Rincian Lengkap Modal Usaha Laundry Untuk Yang Baru Memulai
6. Surat Izin Usaha.
Anda perlu memasukkan biaya mengurus Surat Izin Usaha ke dalam rincian modal usaha minimarket. Agar usaha Anda diizinkan dan legal untuk melakukan aktivitas jual beli. Terdapat tiga surat izin yang perlu diurus ke lembaga terkait, yakni:
Pertama, Anda harus mengurus surat IUTM (Izin Usaha Toko Modern). Kedua, mengurus surat izin usaha perdagangan (SIUP), lalu mendaftarkan usaha minimarketnya ke kantor pendaftaran perusahaan, agar memperoleh tanda daftar perusahaannya.
Ketiga, Anda perlu mengurus surat izin mendirikan bangunan (IMB). Selain itu Anda sebagai pemilik minimarket perlu mengajukan permohonan surat keterangan domisili perusahaan kepada kelurahan yang berada di lokasi minimarket. Terakhir, surat yang harus diurus adalah surat izin gangguan. Semua surat diatas perlu diurus agar usaha yang dijalankan dianggap legal dan sah oleh hukum Indonesia.
Jika Anda mengurus SIUP di notaris, akan dikenakan biaya sesuai kelas dan durasi pengerjaannya. Untuk SIUP kelas kecil dan menengah proses normal dikenai biaya Rp. 1.500.000,- (8-10 hari kerja), sedangkan proses kilat dikenai biaya Rp. 2.500.000,- (3-5 hari kerja).
Lalu SIUP kelas besar, proses normal (8-10 hari kerja) akan dikenai biaya Rp. 2.500.000,-. Proses kilat (3-5 hari kerja) akan dikenai biaya sebesar Rp. 4.000.000,-. Biaya ini bisa berbeda-beda di setiap notaris.
7. Komputer.
Dalam membuat rincian modal usaha minimarket, maka Anda perlu mempertimbangkan pembelian perangkat komputer kasir. Hal ini untuk menunjang bagian kasir untuk mengerjakan tugasnya.
Disarankan untuk menggunakan software khusus untuk minimarket. Software ini berguna untuk mengetahui informasi transaksi penjualan, jumlah stok barang, dan keuntungan serta kerugian minimarket.
Anda sebagai pemilik minimarket perlu menyediakan seperangkat peralatan kasir. Selain komputer dan software khusus, perlu disediakan CPU, printer struk, laci uang dan barcode scanner. Peralatan ini dijual dengan harga mulai Rp. 900.000,-.
Ada beberapa toko elektronik yang menjual paket komputer kasir dengan harga mulai Rp. 2.650.000,-. Biasanya sudah lengkap dengan PC kasir, monitor LED, Keyboard, barcode scanner, mouse, printer kasir thermal dan laci uang.
Ada alternatif lain untuk menghemat biaya pembelian komputer kasir, yaitu dengan memakai POS (Point of Sales) Android. Harga perangkat ini mulai Rp. 1.850.000,-. Anda akan mendapatkan printer Bluetooth 58, laci uang, dan software penjualan. Akan tetapi jika memakai perangkat ini, Anda harus menyediakan sendiri smartphone atau tablet.
8. Karyawan.
Modal usaha berikutnya digunakan untuk merekrut karyawan. Misalnya ukuran toko Anda 200m2, maka biasanya akan membutuhkan karyawan sebanyak delapan orang. Terdiri dari, kepala toko, admin, enam orang pramuniaga yang bertugas menjadi kasir dan helper toko. Semakin kecil toko, karyawan yang dipekerjakan juga semakin sedikit. Untuk ukuran toko 50m2, hanya membutuhkan tiga karyawan saja.
Anda dapat memberi gaji seorang kasir atau helper Rp. 1,9 juta per bulan, crew Rp. 1,3 juta per bulan, dan kepala toko Rp. 2,1 juta per bulan. Biasanya ditambah dengan biaya satu set seragam sekitar Rp. 500.000,-.
Masalah upah karyawan disesuaikan dengan shift dan UMR setempat.
9. Promosi.
Rincian modal usaha minimarket yang terakhir digunakan untuk mempromosikan usaha minimarket. Anda sebagai pemilik minimarket bisa melaksanakan acara grand opening yang diikuti diskon besar-besaran. Promosi ini sangat penting sekali diawal berdirinya usaha Anda. Biasanya berkat promosi ini omset akan dapat meningkat tajam. Apalagi jika dilakukan pada momen tertentu (hari besar lebaran/natal). Ketika itu omset Anda bisa mencapai 19 juta rupiah per hari (20% stok produk akan habis terjual).
Promosi tidak perlu dilakukan setiap hari. Promosi harus terjadwal dan harus menganalisis perilaku konsumtif dari pembeli. Sehingga minimarket Anda tidak mengalami kerugian ketika memberikan diskon pada saat promosi.
Promosi juga dapat dilakukan melalui media sosial atau cetak. Melalui media cetak dapat menggunakan brosur atau iklan di surat kabar. Bisa juga melalui In Store Promotion, yang dapat diisi dengan berbagai acara dan games. Diperkirakan biaya promosi mulai Rp. 2.000.000,-.
Rincian modal usaha minimarket ini tentu bisa berbeda-beda nominalnya. Tergantung pada skala dan luas minimarket mandiri tersebut. Jika semakin besar dan luas, maka modal yang dibutuhkan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, sebagai pemilik minimarket mandiri tentu Anda bisa mengatur sendiri besarnya modal usaha tersebut.
Artikel Menarik Lainnya : Peluang Usaha ATK (Alat Tulis Kantor)
Jika Anda tertarik mendirikan usaha minimarket mandiri ini, maka Anda bisa mengumpulkan modalnya dari sekarang.
Semoga sukses selalu untuk Anda.
Salam. 😉
Penulis by : Bang Izal.
Post a Comment for "Rincian Modal Usaha Minimarket Mandiri (Panduan Lengkap)"