Kriteria Usaha Sampingan Di Desa Yang Paling Menjanjikan (Plus Tipsnya)
Sebagian orang mungkin ada yang berpikir bahwa membuka usaha di desa itu tidak menjanjikan. Dalam pandangan mereka ; dibandingkan dengan perkotaan, arus ekonomi di pedesaan cenderung lebih lambat, bahkan stagnan.
Karena adanya pola pikir seperti diatas, sehingga cukup banyak orang desa yang memilih untuk meninggalkan kampung halamannya. Diantara mereka ada yang pergi merantau ke kota besar.
Sebagiannya lagi ada yang mengadu nasib menjadi TKI. Hanya sedikit saja yang tetap bertahan tinggal didesanya. Mereka yang tetap tinggal di desa ini terkadang merasa pesimis dengan karir dan masa depan mereka. Mereka seakan merasa terpaksa tetap tinggal didesa, karena ada beberapa faktor tertentu yang membuat mereka tidak bisa ikut pergi merantau (sebagaimana teman-teman sedesanya yang lain).
Memang ada benarnya, bahwa gaya hidup masyarakat di desa cenderung lebih hemat dibandingkan dengan warga kota. Masyarakat desa dikenal memiliki sikap legowo yang lebih tinggi, sehingga tidak mudah 'terprovokasi' oleh gaya hidup antara orang yang satu dengan yang lainnya. Nah, sikap kurang konsumtif inilah yang membuat banyak orang berpikir bahwa desa bukanlah ladang usaha yang komersial. Padahal, tidak semestinya mereka harus merasa pesimis seperti itu.
Apa sebab?
Karena jika kita tahu 'kuncinya', sebenarnya desa juga punya potensi yang sama dengan kota. Bahkan dari beberapa segi, potensinya bisa jadi lebih besar daripada perkotaan.
Ada beberapa jenis usaha sampingan yang cukup menjanjikan dijalani di desa, dan juga berpotensi menghasilkan keuntungan besar.
Anda ingin tahu apa saja kriterianya? Mari simak uraian lengkap tentang peluang usaha di desa berikut ini.
Karena adanya pola pikir seperti diatas, sehingga cukup banyak orang desa yang memilih untuk meninggalkan kampung halamannya. Diantara mereka ada yang pergi merantau ke kota besar.
Sebagiannya lagi ada yang mengadu nasib menjadi TKI. Hanya sedikit saja yang tetap bertahan tinggal didesanya. Mereka yang tetap tinggal di desa ini terkadang merasa pesimis dengan karir dan masa depan mereka. Mereka seakan merasa terpaksa tetap tinggal didesa, karena ada beberapa faktor tertentu yang membuat mereka tidak bisa ikut pergi merantau (sebagaimana teman-teman sedesanya yang lain).
Memang ada benarnya, bahwa gaya hidup masyarakat di desa cenderung lebih hemat dibandingkan dengan warga kota. Masyarakat desa dikenal memiliki sikap legowo yang lebih tinggi, sehingga tidak mudah 'terprovokasi' oleh gaya hidup antara orang yang satu dengan yang lainnya. Nah, sikap kurang konsumtif inilah yang membuat banyak orang berpikir bahwa desa bukanlah ladang usaha yang komersial. Padahal, tidak semestinya mereka harus merasa pesimis seperti itu.
Apa sebab?
Karena jika kita tahu 'kuncinya', sebenarnya desa juga punya potensi yang sama dengan kota. Bahkan dari beberapa segi, potensinya bisa jadi lebih besar daripada perkotaan.
Ada beberapa jenis usaha sampingan yang cukup menjanjikan dijalani di desa, dan juga berpotensi menghasilkan keuntungan besar.
Anda ingin tahu apa saja kriterianya? Mari simak uraian lengkap tentang peluang usaha di desa berikut ini.
Kriteria Usaha Yang Cukup Menjanjikan Dijalani Di Pedesaan.
1. Usaha Yang Tidak Rumit (Mudah Dijalankan).
Masyarakat desa memiliki pemikiran yang cenderung sederhana. Oleh karena itu, jika ingin mendirikan usaha sampingan di desa, sebaiknya pilih usaha yang paling mudah untuk dijalankan. Mudah yang dimaksudkan di sini adalah mudah dari segi permodalan atau pun tenaga kerja (SDM).
Misalnya, seorang pengusaha ingin mendirikan bisnis dengan mempekerjakan para tetangganya. Notabene masyarakat desa, pada umumnya memiliki jenjang pendidikan yang rendah.
Masih sangat umum warga desa hanya lulus sampai tingkat SMA, SMP, bahkan di antaranya ada yang hanya tamatan SD atau tidak sekolah. Jika strata pendidikannya serendah ini, maka keterampilannya biasanya juga rendah. Jadi tidak mungkin mereka dapat bekerja di jenis usaha yang pengelolaannya terlalu rumit. Beberapa jenis usaha yang mudah dijalankan contohnya seperti usaha kerajinan rotan, ternak sapi, ternak kambing, ternak lele, dan usaha kuliner tradisional.
Jenis usaha yang saya sebutkan diatas itu relatif lebih mudah untuk dijalani oleh orang-orang desa. Sebab usaha tersebut tidaklah membutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang terlalu tinggi.
Artikel Menarik Lainnya : 19 Peluang Usaha Ternak Yang Menguntungkan Dan Menjanjikan, Serta Tips Memulainya
2. Usaha Jenis Makanan dan Minuman.
Warga desa dikenal dengan sifat hematnya. Orang desa juga tidak terlalu peduli pada gaya hidup yang tinggi. Jika ingin membeli sesuatu, maka biasanya mereka akan membeli barang-barang yang sesuai dengan keperluan saja.
Kalau pun ingin membeli sesuatu, biasanya mereka akan lebih suka berbelanja produk kuliner. Karena produk kuliner itu selain bisa dinikmati, juga bisa bikin perut kenyang. ☺
Kalau pun ingin membeli sesuatu, biasanya mereka akan lebih suka berbelanja produk kuliner. Karena produk kuliner itu selain bisa dinikmati, juga bisa bikin perut kenyang. ☺
Oleh karena itu, jika ingin menjadi pengusaha di desa, sebaiknya pilihlah bisnis di bidang makanan saja. Jenis produk makanan yang dipilih pun tidak usah terlalu neko-neko (aneh-aneh). Biasanya penduduk desa menyukai jenis makanan khas dari Indonesia. Misalnya kuliner sate, soto, pecel, gado-gado, dan sebagainya.
3. Sebaiknya Jangan Menggunakan Bahan Penyedap/Pemanis Buatan.
Jika ingin mendirikan usaha sampingan di desa, sebaiknya jangan menggunakan bahan-bahan yang berbahaya. Masyarakat desa agak 'sentimentil' dengan produk yang mengandung bahan dasar kimia, bahkan meski bahan kimia tersebut masih aman digunakan.
Misalnya, jika ada seseorang yang menjual es dengan pemanis buatan, biasanya warga desa langsung menolaknya, meski rasanya enak.
Dalam beberapa kasus, ada orang desa yang menilai minuman itu mengandung bahan kimia dari efek yang ditimbulkannya (setelah mengkonsumsi produk tersebut). Jadi jika suatu minuman dirasa menimbulkan efek serak/gatal ditenggorokan, maka orang tersebut akan menyimpulkan bahwa minuman yang dibelinya itu telah banyak diberi pemanis buatan (meski belum tentu demikian).
Oleh karena itu jika Anda ingin membuka usaha minuman di desa Anda, sebaiknya buatlah pemanis dari bahan alami saja, yaitu dari gula tebu. Kalaupun ingin ditambahkan pemanis buatan, tambahkan sedikit saja. Dan harus di cicipi terlebih dahulu sebelum Anda menjualnya. Jika minuman tersebut tidak menimbulkan efek rasa gatal ditenggorokan, maka barulah minuman itu Anda jual.
Dalam beberapa kasus, ada orang desa yang menilai minuman itu mengandung bahan kimia dari efek yang ditimbulkannya (setelah mengkonsumsi produk tersebut). Jadi jika suatu minuman dirasa menimbulkan efek serak/gatal ditenggorokan, maka orang tersebut akan menyimpulkan bahwa minuman yang dibelinya itu telah banyak diberi pemanis buatan (meski belum tentu demikian).
Oleh karena itu jika Anda ingin membuka usaha minuman di desa Anda, sebaiknya buatlah pemanis dari bahan alami saja, yaitu dari gula tebu. Kalaupun ingin ditambahkan pemanis buatan, tambahkan sedikit saja. Dan harus di cicipi terlebih dahulu sebelum Anda menjualnya. Jika minuman tersebut tidak menimbulkan efek rasa gatal ditenggorokan, maka barulah minuman itu Anda jual.
4. Jenis Usaha Tersebut Bisa Dikerjakan di Rumah.
Dikarenakan lahan desa lebih banyak digunakan untuk pertanian, sehingga cukup sulit memperoleh lahan untuk mendirikan usaha baru. Apalagi masyarakat desa cenderung enggan menjual lahannya ke perseorangan. Oleh karena itu, sebaiknya usaha sampingan yang didirikan itu bisa dikerjakan di rumah.
Namun jika lokasi rumah Anda dirasa kurang strategis, maka Anda bisa menyewa lahan kecil dipinggir jalan untuk tempat berjualan. Contoh usaha yang bisa dikerjakan di rumah misalnya usaha membuat sangkar burung, menjual bakso, jual ikan hias, usaha kerajinan tangan, dll.
Namun jika lokasi rumah Anda dirasa kurang strategis, maka Anda bisa menyewa lahan kecil dipinggir jalan untuk tempat berjualan. Contoh usaha yang bisa dikerjakan di rumah misalnya usaha membuat sangkar burung, menjual bakso, jual ikan hias, usaha kerajinan tangan, dll.
5. Punya Potensi Ekspor.
Ini dia kriteria yang terpenting dari semuanya: potensi ekspor ke daerah atau negara lain. Seringkali, pangsa pasar di desa kurang luas untuk mencapai target profit yang di inginkan.
Oleh karena itu, akan sangat bagus jika seorang pengusaha bisa membuat produk untuk diekspor. Namun demikian, pastikan produk tersebut tetap “membumi” dengan membawa kekhasan desa setempat.
Oleh karena itu, akan sangat bagus jika seorang pengusaha bisa membuat produk untuk diekspor. Namun demikian, pastikan produk tersebut tetap “membumi” dengan membawa kekhasan desa setempat.
Contoh produk lokal yang bisa diekspor misalnya furnitur dari eceng gondok, kerajinan bambu/rotan, dan kripik-kripik buah.
Artikel Menarik Lainnya : Anda Ingin Jualan Makanan Online Terlaris? Inilah Rincian Produk + Tips Sukses
Tips Usaha Sampingan di Desa.
Setelah membahas mengenai kriteria usaha sampingan di desa, selanjutnya mari kita bahas tips dalam mendirikan usaha di desa. Berikut ini tips yang perlu dipahami sebelum mendirikan usaha di desa.
Hendaknya Sesuaikan Dengan Minat Masyarakat Setempat.
Setiap daerah punya minat yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengusaha harus dapat menyesuaikan bisnisnya. Apalagi jika jenis bisnis yang dipilih adalah bisnis makanan.
Mari kita ambil contoh dengan citra kuliner daerah Yogyakarta. Warga Jogja dan sekitarnya cenderung menyukai masakan dengan cita rasa manis. Akan tetapi hal ini tidak akan berlaku di daerah Madura, karena warga setempat Madura biasanya lebih suka asin.
Jadi sebelum mendirikan usaha, sebaiknya cari tahu dulu seperti apa cita rasa produk yang disukai oleh masyarakat setempat. Jika produk kuliner Anda kurang bisa beradaptasi dengan lidah masyarakat setempat, maka mungkin akan sedikit sulit untuk diterima oleh mereka.
Mungkin akan timbul pertanyaan : "apakah ini berarti jika seorang perantau dari provinsi lain jadi tidak bisa membuka bisnis makanan khas dari daerahnya di kota Jogja tersebut?" Bagaimana dengan orang Minang yang merantau ke Jogja, dan ingin membuka bisnis sate padang yang punya ciri khas rasa pedas?
Apakah bisnis sate padang jadi tidak ada prospek di Jogja? Karena pada umumnya orang Jogja lebih suka makanan yang punya cita rasa manis dan kurang suka dengan makanan pedas?
Oh tentu saja tidak seperti itu. Semua produk kuliner dari provinsi manapun tetap bisa diterima provinsi lain, walau dengan karakter masyarakatnya yang berbeda. Kuncinya adalah kepintaran dalam menyesuaikan (adaptasi). Yang dimaksudkan 'sesuaikan' di sini adalah menyesuaikan cita rasa masakan Anda dengan lidah masyarakat setempat.
Jadi jika orang Minang ingin buka usaha sate padang di Jogja, maka agak kurangilah sedikit rasa pedasnya. Atau jika buka usaha sate padang di Madura, maka buatlah rasanya agaknya sedikit asin.
Mungkin akan timbul pertanyaan : "apakah ini berarti jika seorang perantau dari provinsi lain jadi tidak bisa membuka bisnis makanan khas dari daerahnya di kota Jogja tersebut?" Bagaimana dengan orang Minang yang merantau ke Jogja, dan ingin membuka bisnis sate padang yang punya ciri khas rasa pedas?
Apakah bisnis sate padang jadi tidak ada prospek di Jogja? Karena pada umumnya orang Jogja lebih suka makanan yang punya cita rasa manis dan kurang suka dengan makanan pedas?
Oh tentu saja tidak seperti itu. Semua produk kuliner dari provinsi manapun tetap bisa diterima provinsi lain, walau dengan karakter masyarakatnya yang berbeda. Kuncinya adalah kepintaran dalam menyesuaikan (adaptasi). Yang dimaksudkan 'sesuaikan' di sini adalah menyesuaikan cita rasa masakan Anda dengan lidah masyarakat setempat.
Jadi jika orang Minang ingin buka usaha sate padang di Jogja, maka agak kurangilah sedikit rasa pedasnya. Atau jika buka usaha sate padang di Madura, maka buatlah rasanya agaknya sedikit asin.
Sebaiknya Jangan Langsung Menggelontorkankan Modal Yang Besar.
Dikarenakan pangsa pasar di desa yang cenderung sempit, sebaiknya Anda tidak langsung menggelontorkan dana besar dalam mendirikan usaha Anda. Jalanilah usaha Anda secara bertahap. Jika pada prosesnya ternyata ada kemajuan, maka barulah Anda alokasikan dana dan modal yang lebih besar.
Strategi ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya kerugian. Sehingga kalaupun ternyata omzetnya tidak sesuai dengan perkiraan, kerugian yang diderita tidak akan terlalu besar.
Strategi ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya kerugian. Sehingga kalaupun ternyata omzetnya tidak sesuai dengan perkiraan, kerugian yang diderita tidak akan terlalu besar.
Sekali lagi saya ingatkan : Jika ingin memperbesar usaha sampingan di desa, sebaiknya lakukan dengan perlahan dan bertahap. Amati dulu secara seksama ; bagaimana tanggapan masyarakat setempat? Apakah mereka bisa menerima bisnis Anda? Apakah ada tampak tanda-tanda mereka akan loyal pada bisnis dan produk Anda tersebut?
Hal-hal yang saya sebutkan diatas itulah yang perlu Anda amati. Dan dari hasil pengamatan itulah Anda dapat menentukan ; apakah akan menambahkan alokasi modal usaha Anda atau tidak.
Hal-hal yang saya sebutkan diatas itulah yang perlu Anda amati. Dan dari hasil pengamatan itulah Anda dapat menentukan ; apakah akan menambahkan alokasi modal usaha Anda atau tidak.
Dirikanlah Usaha Yang Berbasis Pertanian atau Perkebunan.
Usaha di bidang pertanian dan perkebunan merupakan jenis usaha yang sering sukses di pedesaan. Biasanya, warga desa lebih suka membeli produk tani atau kebun asal daerah mereka sendiri. Hal ini jadi memudahkan pengusaha setempat dalam melakukan penyetokan barang. Sebab mereka tidak perlu khawatir dalam mengira-kira apakah barang tersebut akan laku atau tidak.
Jadi jika Anda ingin mendirikan usaha sampingan di desa dan punya peluang besar untuk laku, maka dirikanlah usaha yang berbasis pertanian atau perkebunan.
Jadi jika Anda ingin mendirikan usaha sampingan di desa dan punya peluang besar untuk laku, maka dirikanlah usaha yang berbasis pertanian atau perkebunan.
Utamakanlah Menjual Jenis Produk Evergreen.
Yang dimaksud dengan produk evergreen adalah produk yang senantiasa laku sepanjang masa. Kenapa produk ini selalu laku? Karena produk tersebut selalu dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Beberapa contoh produk evergreen misalnya makanan, hasil tani, atau sembako.
Dibandingkan dengan jenis produk inovatif, produk evergreen cenderung lebih disukai masyarakat desa. Jadi sebaiknya, tidak usah muluk-muluk membuat inovasi dan jual saja produk umum yang pasti disukai oleh masyarakat pedesaan.
Dibandingkan dengan jenis produk inovatif, produk evergreen cenderung lebih disukai masyarakat desa. Jadi sebaiknya, tidak usah muluk-muluk membuat inovasi dan jual saja produk umum yang pasti disukai oleh masyarakat pedesaan.
Artikel Menarik Lainnya : Panduan Lengkap Usaha Jajanan Rumahan, Layak Untuk Anda Coba
Hendaknya Usaha Kita Jangan Sampai Merusak Lingkungan Desa.
Hal ini berkaitan dengan sisa limbah usaha. Buanglah sisa limbah usaha pada tempatnya. Atau kalau perlu sisa limbah usaha itu didaur ulang (jika berbentuk limbah padat). Dan jika limbahnya berbentuk cair, maka bisa diuraikan zat kimianya agar menjadi tidak berbahaya lagi bagi lingkungan desa.
Hal ini penting untuk diperhatikan, sebab kelestarian alam desa merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh sebuah negara. Oleh karena itu, siapa pun yang mendirikan usaha sampingan di desa sebaiknya menjaga kelestarian lingkungannya dengan hati-hati. Jangan sampai usaha yang didirikan malah merusak ekosistem desa yang masih sangat terjaga.
Contoh usaha sampingan di desa yang tidak sampai merusak lingkungan, sebenarnya cukup banyak. Selama pengusaha di desa konsisten membuang limbah pada tempatnya, maka usahanya itu tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan disekitarnya.
Jangan Sampai Melanggar Norma Agama dan Nilai Budaya Masyarakat Setempat.
Ini adalah tips paling penting untuk para pengusaha : jangan sampai usaha sampingan yang didirikan melanggar norma agama dan budaya setempat.
Warga desa pada umumnya adalah orang-orang yang paling menjunjung tinggi nilai agama dan budaya setempat. Jika ada sesuatu yang sekiranya melanggar kode etik desa tersebut, maka hal tersebut akan diberi konotasi negatif. Misalnya jika seorang pengusaha tinggal di tempat yang tingkat relijiusnya tinggi, sebaiknya jangan menjual barang-barang terlarang oleh agama.
Warga desa pada umumnya adalah orang-orang yang paling menjunjung tinggi nilai agama dan budaya setempat. Jika ada sesuatu yang sekiranya melanggar kode etik desa tersebut, maka hal tersebut akan diberi konotasi negatif. Misalnya jika seorang pengusaha tinggal di tempat yang tingkat relijiusnya tinggi, sebaiknya jangan menjual barang-barang terlarang oleh agama.
Demikianlah paparan lengkap mengenai kriteria dan tips sukses membuka usaha sampingan di desa.
Jadi kini Anda tidak perlu meragukan lagi tentang peluang dan prospek berbisnis di desa. Karena sama saja seperti kota, di desa pun juga potensial untuk berbisnis jika Anda tahu 'kuncinya'.
Jadi kini Anda tidak perlu meragukan lagi tentang peluang dan prospek berbisnis di desa. Karena sama saja seperti kota, di desa pun juga potensial untuk berbisnis jika Anda tahu 'kuncinya'.
Penulis by : Bang izal.
Post a Comment for "Kriteria Usaha Sampingan Di Desa Yang Paling Menjanjikan (Plus Tipsnya)"