Bisnis Mainan Modal Kecil, Kendala Umum dan Solusinya
Assalamualaikum.
Apa kabar teman-teman semua?
Sudah cukup lama saya absen menulis artikel, yaitu hampir dalam waktu sebulan.
Kali ini penyebabnya bukanlah karena bisnis saya sedang sibuk, tetapi karena warnet depan toko saya bangkrut.
"Lah emang apa hubungannya bang izal?"
Ya pasti ada hubungannya, yaitu bikin saya jadi gak bisa main internetan di PC hehehe.
Lewat Hp? Fiuh,,, bisa sih, tapi ribet dan gak nyaman karena Hp 'kan layarnya kecil wkwkwk.
Saya biasanya memang berlangganan internet kepada warnet itu, bayar iuran 175.000 perbulan. Namun sejak sebulan yang lalu warnet tersebut dilanda pailit karena pengunjungnya semakin sepi.
Pergeseran akses internet yang semakin mudah melalui perangkat smartphone adalah penyebab utamanya. Makin lama semakin banyak warnet yang 'rontok', sebagaimana yang pernah terjadi pada wartel dekade yang lalu.
Kini wartel telah punah!
Dan warnet sedang dalam penantian menunggu ajalnya!
Dan warnet sedang dalam penantian menunggu ajalnya!
Demikianlah ketetapan siklus yang selalu terjadi, yaitu setiap kemajuan (teknologi cara baru) pasti akan selalu menggeser sisi yang lain (teknologi cara lama).
Baiklah, itulah diatas sedikit cerita pembuka artikel ini. Sekarang kita mulai masuk ke topik dan pembahasan utama.
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang merintis bisnis mainan anak modal kecil serta beberapa kendala umum yang sering terjadi diawal usaha.
Hal ini cukup sering ditanyakan oleh teman-teman (terutama di media sosial) kepada saya.
Pertanyaan dan kendala umum seperti:
#1. "Bang izal, kalau punya uang cuma 5 - 10 jutaan itu cukup nggak sih buat modal awal jualan mainan?"
Atau pertanyaan atas kendala seperti :
#2. "Bang izal, sebenarnya saya ada niat untuk merintis bisnis mainan, tapi kenapa kok saya merasa masih ada rasa yang nge-ganjel ya?
Maksudnya ada semacam rasa canggung, kurang percaya diri dan masih bingung harus mulai dari mana?"
"Karena terus terang terang saya belum punya skill dan pengalaman yang cukup."
#3. "Bang izal, terkadang saya juga merasa malu, minder, isin dan tengsin kalau mulai usaha kecil dengan berdagang di kaki lima. Malu kalau ada teman atau tetangga yang lihat hehehe".
#4. "Bang izal, katanya biar mampu bersaing harga (ketika melakukan penjualan), kita mesti tahu toko grosir yang menjual produk dengan harga termurah. Tapi kan mustahil pedagang pemula bisa tahu, gimana caranya ya bang?"
#5. Bang izal, saya juga masih belum tahu tempat berbelanja mainan murah modal 500 - 10.000an rupiah itu kemana ya? Karena terus terang saya masih awam banget soal seluk beluk bisnis ini".
Duh! Kendala merintis usahanya banyak juga ya! Hehehehe.
Nah, diantara semua pertanyaan di atas yang paling penting (fundamental) harus dibangun terlebih dahulu oleh pebisnis pemula adalah pertanyaan bagian ke-2 hingga ke-5.
Yaitu membangun skill, wawasan, mental dagang dan koneksi/jaringan bisnis!
Kalau kendala merintis usaha bagian ke-1 sudah terselesaikan.
Kenapa?
Sebab bisnis mainan ini bersifat fleksibel. Artinya bisa dijalankan dengan modal 2, 3 atau 5 jutaan rupiah (pedagang kaki lima, jualan mainan asongan, dagang di acara bazar, dll). Dan bisa pula dijalankan dengan modal besar hingga ratusan juta rupiah (grosir mainan).
Nah,,, yang ingin saya ulas secara mendalam terlebih dahulu adalah poin bagian ke-2 diatas. Yaitu bagaimana caranya agar kita dapat mengatasi rasa canggung dan kurang percaya diri ketika akan merintis usaha.
Perasaan ini harus bisa kita atasi, sebab disinilah pondasi awal kita untuk mulai melangkah. Jika diawalnya sudah dihantui rasa ragu, gamang, canggung, maka langkah selanjutnya akan membuat kita mudah goyah dan akhirnya mundur teratur ketika mengalami sedikit saja masalah ditengah perjalanan usaha.
Makanya wajib bagi kita untuk meyakinkan dan dan meneguhnya hati. Tanamkan didalam diri bahwa kita pasti bisa!
Sebenarnya semua perasaan diatas itu juga pernah dialami oleh orang-orang yang baru mulai merintis usaha. Termasuk saya sendiri! Hehehe.
Dulu saya pertama kali merintis usaha pada tahun 2002. Kisahnya sudah pernah saya tulis disini : CATATAN PERJALANAN USAHAKU Bagian 2 (Jualan kaset VCD di Pandeglang)
Pada saat itu saya benar-benar masih 'katrok' alias belum banyak mengerti apa-apa soal skill dan strategi dagang, belum bisa melobi pembeli dan belum tahu dimana channel tempat belanja grosir yang murah.
(Note : kalau teman-teman pembaca setia blog bang izal mah udah enak, karena nanti dibagian bawah akan saya kasi link channel grosir mainan termurah hehe).
Walaupun diawal merintis usaha itu saya masih benar-benar 'katrok dan 'cupu' soal skill dagang, namun saya tidak mau menyerah dengan keterbatasan skill dan pengalaman saya tersebut.
Saya menyiasatinya dengan cara banyak bergaul dan menjalin hubungan baik kepada sesama teman-teman pedagang lain (yang sudah lebih berpengalaman dibanding saya).
Merekalah tempat saya berdiskusi sambil terus diam-diam menimba pengalaman mereka.
Oleh karena itu bagi seorang perintis wirausaha, jika ingin sukses wajib baginya untuk terus memperluas jaringan pertemanan (koneksi) dengan sesama pedagang lainnya.
Dari jaringan koneksi yang luas itulah kita bisa mendapatkan info terbaru tentang produk yang sedang musim, info channel toko grosir yang murah, hingga informasi dari hal-hal yang buruk sekalipun.
"Informasi yang buruk? Maksudnya gimana tuh bang izal?"
Iya betul,, informasi buruk!
Contohnya ayo mari kita simak sama-sama.
Dulu,,,,ketika sedang booming dan heboh mainan karet gelang loom band (tahun 2013), tiba-tiba saya mendapatkan info dan peringatan dari teman dekat saya (dia juga pedagang mainan). Dia memperingatkan saya agar jangan lagi membeli dan menyetok produk tersebut karena ada tersebar isu kalau produk itu mengandung bahan berbahaya.
Ternyata benar saja!
Beberapa waktu kemudian keluar pernyataan dari kementrian perdagangan bahwa mainan karet gelang itu mengandung bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker!
Dan untung saja teman itu cepat memperingatkan saya, kalau tidak?
Mungkin nasib saya akan sama seperti ratusan pedagang lain yang karet gelang loom bandnya mendadak menjadi barang mati, karena tiba-tiba sudah tidak laku lagi. Bahkan masih banyak pedagang mainan yang stok loom bandnya masih tersisa hingga saat ini.
~Ya terang saja tidak laku, siapa juga orang yang mau terkena resiko penyakit kanker!
Kisahnya sudah pernah saya tulis di artikel ini : DILEMA MAINAN MUSIMAN : ANTARA SPEKULASI, BAHAN BERBAHAYA DAN MASALAH HUKUM
Nah,,,,itulah diatas beberapa manfaat kalau kita selalu memperluas dan terus menjalin koneksi dengan sesama pedagang lain. Sangat banyak sekali manfaatnya.
Oh iya, ada satu hal penting lainnya.
Dalam menjalin pertemanan dengan sesama pedagang lain juga ada kode etiknya. Yaitu jangan sekali-kali ketika baru kenal, 'ujug-ujug' kita todong mereka dengan pertanyaan seperti dibawah ini :
"Mas, Akang, Uda, Kaka,,,,, pusat channel grosiran yang termurah itu dimana ya? Kasih tahu saya doank?!"
Hasilnya?
Dijamin kagak bakalan dikasi tahu!
Paling jawaban mereka gini : Emangnye lu siape nanya-nanya sama gue?! Wkekwkwkwk.
Jadi cara yang tepat adalah, sebelum kita 'mengorek' informasi lebih jauh dari mereka, kita harus terlebih dahulu menunjukan sikap yang mampu mendatangkan simpati mereka.
Misalnya dengan membantu urusan mereka (yang sekiranya dapat kita bantu). Atau minimal dalam bersikap dan berbicara kita harus menunjukan sikap yang ramah kepada mereka.
Kalau sedang kumpul-kumpul, berdiskusi atau ngobrol di warung kopi, tawarkanlah rokok atau bisa juga men-traktir kopi mereka.
Berapa mahal sih harganya kopi dan rokok?
Sulitkah bersikap ramah dan menunjukan attitude kita?
Sulitkah bersikap ramah dan menunjukan attitude kita?
Saya yakin pasti teman-teman semua mampu melakukan itu.
Nah,,, setelah kita berhasil menarik simpati mereka, selanjutkan ilmu dan informasi akan lebih mudah kita timba sebanyak-banyaknya dari mereka.
Biasanya informasi yang paling sulit didapatkan adalah jika produk dan bisnis kita juga sama dengan mereka.
Tapi jika mereka sudah suka dengan kita?
'Rahasia perusahaannya' cenderung akan lebih mudah kita dapatkan. Paling minimal kita masih bisa mendapatkan bocoran informasi sebanyak 50% alias setengah dari ilmu mereka.
Sesuatu yang biasanya sulit bahkan mustahil bisa didapatkan dari orang lain. (Kalau tidak kenal dekat).
Oleh karena itulah amat pentingnya bagi kita (pebisnis pemula) untuk selalu menjalin hubungan dekat dengan teman/kolega bisnis yang telah sukses dan berilmu.
Semua yang saya katakan ini bukan omong kosong tanpa bukti teman-teman, karena saya sendiri sudah pernah menjalani dan mempraktekannya.
Kisahnya juga sudah pernah saya tulis di artikel ini : PENGARUH TEMAN YANG SUKSES DAN BERILMU PADA POLA BERFIKIR KITA
Sejak memiliki pergaulan yang luas, terjadi revolusi skill, wawasan dan ketajaman intuisi bisnis saya. Mulai merintis menjadi pedagang kaki lima di emperan jalan pada 15 tahun yang lalu, hingga akhirnya sekarang saya berhasil memetik kesuksesan memiliki 2 toko mainan offline dan 3 akun toko online (e-commerce).
Alhamdulillah!
Kendala pada poin nomor ke-2 diatas telah saya jawab dengan tuntas dan super lengkap.
Sekarang kita akan lanjut pembahasan pada kendala merintis usaha di nomor ke-3, yaitu : "Rasa malu, tengsin alias isin berdagang di emperan kaki lima, apalagi kalau dilihat teman atau tetangga"
Aduh,,, mana tahan!! Katanya Wkwkwkwk
Begini teman-teman,,,, dengan tegas saya katakan : semua perasaan diatasi itu SALAH BESAR!
Justru ketika kita berdagang di emperan kaki lima itu, orang-orang akan salut kepada kita!
Kenapa?
Karena keberanian dan kemandirian kita!
Lagipula sama sekali tidak ada alasan bagi kita untuk merasa malu, karena usaha yang kita cari adalah jalan yang halal. Pedagang kaki lima itu jauh lebih baik daripada para koruptor dan perampok uang rakyat yang duduk di kursi empuk dan gedung mewah ber-AC.
Percayalah, tidak ada satupun alasan bagi diri kita untuk malu, ataupun orang lain untuk meremehkan usaha kita. Selama saya berdagang di kaki lima dulu, banyak diantara teman-teman saya melihat langsung bahkan membeli dagangan saya. Justru mereka merasa salut dengan kerja keras saya.
Jadi sebenarnya semua perasaan minder, isin, malu, tengsin dan lain-lain itu sesungguhnya berasal dari fikiran kita sendiri. Fikiran buruk yang justru melemahkan tekad dan perjuangan kita.
Dan fikiran buruk ini harus dibuang jauh-jauh!
Karena tidak ada manfaatnya sama sekali!
Sekarang kita lanjut pecahkan kendala ke-4, yaitu : "Cara mengetahui toko grosir mainan yang menjual paling murah, agar ketika kita menjual produk mampu bersaing harga".
Kalau bagian poin ke-4 ini sebenarnya berkaitan erat dengan pengalaman usaha. Jadi hal di atas itu hanya bisa kita dapatkan melalui pengalaman selama bertahun-tahun menekuni bisnis kita.
"Wah,,, lama donk bang izal?"
Tenang saja, untungnya ilmu soal ini telah saya bocorkan di dalam artikel yang isinya sangat runut dan mendetail.
Ini dia artikelnya : CARA MENGETAHUI HARGA GROSIR MAINAN TERMURAH DI ASEMKA
Jangan sampai tidak dibaca ya, rugi! Hehehe.
Nah sekarang sampailah untuk kita pecahkan kendala ketika merintis bisnis mainan anak modal kecil bagian yang terakhir,
Yaitu : "Di manakah pusat grosir mainan murah harga modal 500 - 10.000 an rupiah?".
Disamping menjawab pertanyaan di atas, sekaligus akan saya sampaikan informasi yang sangat baik kepada teman-teman semua bahwa saya telah selesai menulis hingga 3 seri artikel bersambung tentang pusat grosir mainan ini. Semuanya adalah tulisan tentang pusat grosir mainan di Jakarta, yaitu pasar Asemka, pasar Senen dan pasar Gembrong.
Semua artikel di atas adalah artikel 'wajib' yang harus teman-teman baca, karena berisi informasi mahal tentang channel distributor dan toko grosir yang belum pernah ditulis oleh blogger lain sebelumnya hingga selengkap itu. Karena yang tahu 'channel rahasia' pusat toko grosir itu hanya para praktisi bisnis mainan.
Makanya tidak mengherankan jika artikel pusat grosir mainan di Jakarta tersebut merajai posisi teratas page one Google hingga sekarang.
Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi segera saja saya berikan linknya. Harus dibaca tuntas hingga semua seri ya teman-teman,,,, supaya informasi yang didapat menjadi benar-benar utuh. Kalau perlu di bookmark dulu, sehingga bisa dibaca disela-sela waktu luang.
Inilah dia salah satu seri dari artikelnya : PUSAT GROSIR MAINAN ANAK DI JAKARTA Bagian 1 (Pasar Pagi Asemka)
Akhirnya tibalah kita dibagian akhir dari tulisan ini.
Sangat besar harapan saya semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semua.
Apabila teman-teman merasa artikel ini bermanfaat, silahkan jika ada diantara teman-teman yang ingin men-sharenya. Agar dapat bermanfaat pula untuk teman-teman yang lainnya.
Semoga sukses selalu untuk teman-teman semua. Salam.
Penulis by : Bang izal.
inget jaman masih kecil dulu minta duit orang tua ditambah lagi duit tabungan trus kalo ada hajatan orang pasti mampir dulu ke pedagang mainan. sekarang udah gede gantian ponakan2nya yang dibeliin mainan,
ReplyDeletentar kalo udah jadi bapak2 nyisihin duit buat di kasih ke anak buat beli mainan. hehe
itu kisahku bang :D
tapi setelah baca2 artikelnya om izal ini kalo seandainya saya ikutan bisnis mainan trus dagangan saya dimainan sama anak saya gak om kira-kira?
Hahahaha jadi nostalgia ke masa lalu ya om 😁
DeleteTapi masa kecil memang sangat indah om, masa2 tiada beban. Yg ada dipikiran hanya bermain dan bermain. 😊
Oh iya pastinya ada dimainin sama anak om, tapi biasanya dikasi mainan2 yg rijek atau musimnya udah habis! Hahahaha
Ya pastinya ada mainan untuk anak kita om, tapi tinggal dikontrol aja oleh kita sebagai orang tuanya. Mana mainan yg patut diberikan dan tentunya harus dapat bermanfaat, seperti mainan Lego dan edukasi. 😊
Om rizal...kalo belanja mainan baiknya pake tas beronjong atau di iket aja kaya gambar di atas,.dan klo bawa mainan kaya gambar di atas kira"bakal kena tilang gx yah😊
ReplyDeleteBtw tas beronjong itu yg kayak gimana ya om? Hehe 😀
DeleteKalau menurut saya sih lebih baik pakai kardus aja, lebih kuat dan aman.
Aman aja sih om,,, asal bawa motornya lewat jalan alternatif. 😊
Tas yg kaya tukang pos bang izal.
ReplyDeleteOoowh tas itu,,, ya bisa juga sih om,,, cuma tas itu hanya bisa untuk membawa barang dalam jumlah sedikit, kalau belanja dalam jumlah banyak harus pakai kardus om.
Delete1.Bang izal, sy rencana mau memulai usaha mainan cuma sy belum ada pengalaman sblmny, apakah saya bisa langsung memulai usaha grosiran mainan tsb? Krn sy rencana ny mao langsung k grosiran. Bagaimana saran dr bang izal sndri ya?
ReplyDelete2. Untuk zaman skrg ini, apakah anak2 masi tetap mau mainan? Berhub sy pantau anak zaman now suka nya main gadget saja drpd disodorkan ama mainan. Nrt bang izal, omset usaha mainan masi stabil seperti sblmnya atau mengalami penurunan dr sebelum2 nya y?
Mohon pencerahan nya bang. Makasi
Wah kalau sebelumnya belum ada basic sama sekali dibidang bisnis mainan, jangan langsung terjun ke toko grosir atuh gan. hehehe :)
DeleteBisa-bisa agan puyeng sendiri, karena usaha yang dijalani over kapasitas. Jadi gini gan,,, semakin besar jenis usaha, maka pasti semakin rumit dan butuh skill tinggi dan pengalaman yang cukup. Nah, kalau agan belum pernah punya pengalaman sama sekali, tentu akan sangat sulit sekali untuk menjalaninya. Analogi sederhananya seperti anak baru lulus SMA langsung disuru kuliah S3. Dijamin pasti puyeng hehehe :-D
Kalau soal prospek, bisnis mainan akan tetap laku sepanjang masa gan. Karena sudah menjadi fitrah anak-anak suka dengan mainan. Soal gadget saya rasa tidak terlalu berpengaruh, karena segmennya beda. Intinya anak-anak memang suka main gadget, tapi pasti tetap suka bermain mainan.
Demikian gan.
Bg kalau merek imtex,santave dll apa bg
ReplyDeleteManakah yg lebih bagus
Merek Intex termasuk bagus bos.
Deleteklo ingin buka toko mainan d butuhkan modal awal brapa
ReplyDeleteMinimal modal 75 jutaan. Perinciannya 20 juta untuk biaya sewa toko pertahun, 5 juta biaya untuk membuat pajangan, dan 50 jutanya untuk belanja barang.
Deletesalam kenal Bang
ReplyDeleteizin saya baru mau mencoba usaha mainan (figure,diecast dll) karena berawal ngumpulin ngumpulin mainan dan nostalgia masa kecil..nah baca artikel ini jujur tertarik banget Bang usaha..Bang ada email or nomer wa mo diskusi thnks
Email saya mainanrizal@gmail.com
Delete