The Power of Margin 10 Persen, Strategi Merebut Pasar Online Shop Paling Ampuh
Hallo teman-teman semua.
Jumpa lagi dengan bang izal. ☺
Pada tulisan kali ini masih mengulas tentang topik bisnis, khususnya bisnis online.
Dalam pengamatan saya, semakin hari persaingan dalam dunia bisnis online makin keras. Hal ini memang tidak bisa dihindari, karena pertumbuhan online shop yang semakin pesat. Sehingga masing-masing seller saling berlomba mengeluarkan 'jurus' dan strategi bisnisnya masing-masing.
Dalam artikel kali ini saya ingin mengulas dan mengupas salah satu strategi yang sering diterapkan oleh pebisnis online shop berpengalaman dan bermodal kuat.
Strategi apa itu?
Yaitu : The power of margin 10 persen, strategi merebut pasar online shop paling ampuh.
Oh iya, ada satu hal penting : mengapa saya tekankan bahwa strategi margin 10 persen ini hanya bisa dilakukan oleh online shop yang telah berpengalaman dan bermodal kuat?
Karena pelaku online shop bermodal kecil bisa dikatakan sulit bahkan mustahil untuk dapat menerapkan cara ini, sebab teknik ini bermain di quantity (perputaran/penjualan barang cepat). Sehingga selain skill harus mumpuni, salah satu syarat utama lainnya harus memiliki modal yang besar
Baiklah, sekarang kita kembali fokus pada topik.
Misal saya ilustrasikan perputaran cashflow seperti dibawah ini :
- Toko online shop A perputaran cashflownya Rp. 100 juta/bulan dan menghasilkan profit bersih Rp. 10 juta/bulan.
- Toko online shop B perputaran cashflownya Rp. 200 juta/bulan dan menghasilkan profit bersih Rp. 15 juta/bulan.
- Toko online shop C perputaran cashflownya Rp. 500 juta/bulan dan menghasilkan profit bersih Rp. 35 juta/bulan.
Nah, coba teman-teman amati dan renungkan dari ketiga toko online diatas, manakah yang lebih 'ngeri' dan lebih kokoh pondasinya untuk tetap eksis merebut dan menguasai pasar?
Dan yang manakah harganya jauh lebih murah?
Jawabannya sangat jelas adalah toko online shop C.
Kita ambil salah satu contoh :
Ada salah satu toko online shop yang 'cukup gila' di Ebay, yaitu seller E-tech galaxy.
Sang owner online shop tersebut menjual laptop E-tech galaxy yang untuk pasaran indonesia harga rata-ratanya sekitar 7 - 8 jutaan.
Dan MSRP price di Amerika adalah 525 US Dollar, namun si seller yg 'rada gila' ini membanderol hanya 330 US Dollar saja!.
Karena banderol yang dipasang amat sangat miring, sehingga dalam kurun waktu 4 bulan telah laku hingga 5.925 pcs laptop!
Artinya laku 1.000 pcs lebih setiap bulannya, hanya untuk satu jenis laptop ini saja!
Apa hal penting yang bisa kita tangkap pada penjelasan diatas?
Artinya dalam online shop ada sebuah jurus paling ampuh untuk dapat merebut dan mengusai pasar, yaitu the power of margin 10 persen. Intinya adalah, mengambil margin bersih sekitar angka 10% - 20%.
Note : Menurut saya pribadi, (bagi yang bermodal minim) kalau dalam bisnis online shop sebaiknya mengambil margin paling tinggi di angka 30% saja. Jangan mengambil margin terlalu tinggi sampai ke angka 40% - 50%, karena semakin hari persaingan di bisnis online shop makin 'keras dan kejam' kawan!
Untuk waktu jangka pendek margin yang tinggi seperti itu mungkin masih bisa diterapkan, tapi untuk jangka panjang 5 - 10 ke depan bisa berbahaya.
Faktanya sekarang seller yang bermodal kuat berlomba-lomba mengambil margin yang semakin tipis, mereka lebih mengejar ke besarnya angka omset dan percepatan perputaran barang.
Kita coba membedah kasus seller Ebay yang menjual laptop E- tech galaxy dengan 'rada gila' di atas.
Harga laptop adalah 329 US Dollar.
Ketika pertama kali tulisan ini dibuat (2015), telah sold sejumlah 5.925 pcs E-tech galaxy.
Maka hasil penjualan kotor laptop tersebut adalah 1.949.325 US Dollar.
Kalau kita kurs ke rupiah, maka hasilnya menjadi : Rp. 26.315.887.500 (dua puluh enam milyar lebih).
Jika pada penjualan laptop E-tech galaxy tersebut (setelah dipotong biaya Ebay, dan lain-lain) mendapatkan keuntungan 8% saja, maka akan sukses masuk ke kas ownernya (baca : tanpa ada potongan biaya lagi) dalam 5 bulanan itu : Rp. 2.105.271.000 (dua milyar sekian ratus juta rupiah).
Kalau dibagi dalam kurun waktu 5 bulan itu untuk penjualan satu laptop E-tech galaxy ini saja, maka sang owner mendapatkan margin nett profit (keuntungan bersih nett) sekitar 400an juta/bulannya!
The power of margin 10 persen inilah yang luar biasa besar sekali pengaruhnya dalam bisnis online shop. Barang siapa yang dapat mengolah teknik ini secara cermat, teliti dan tepat (hitung-hitungannya), maka dia akan sangat berpotensi menguasai pasar online shop dan ber-digdaya didalamnya!
Tak terkalahkan!
Namun, sekali lagi saya tekankan,,,cara bermain 'tingkat tinggi' seperti ini bukannya tanpa resiko. Kalau hitung-hitungannya tidak tepat, bisa-bisa sang seller atau si owner online shop malah nombokin alias tekor bandar!
Oleh karena itu cara ini biasanya hanya bisa dilakukan oleh pelaku online shop yang benar-benar sudah berpengalaman. Hitung-hitungannya dia sudah khatam, 'sudah putus diluar kepala' kata orang Padang. ☺
Kesuksesan cara ini juga banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya kerja team yang sudah sangat solid dalam online shop tersebut. Artinya setiap bagian orang yang bekerja di online shop tersebut sudah benar-benar paham dengan bagian tugasnya masing-masing.
Kenapa hal ini saya katakan sangat berpengaruh?
Karena kalau seorang online shop pemula yang ikut-ikutan bermain quantity hanya mengandalkan modal yang besar tapi skill belum memadai, bisa-bisa jadi berantakan semuanya nanti. Karena bermain quantity ini efek yang paling jelasnya adalah : 'tiba-tiba hari-hari menjadi amat sibuk sekali'.
Betapa tidak?
Seller online shop besar seperti teman saya Faisal adlan (owner ical toys), dalam sekali mengadakan lelang hot wheels bisa mencapai 5000 hingga 8000 pcs Hot Wheels!
Itu benar-benar pekerjaan yang luar biasa sibuk!
Harus memiliki 'jam terbang' yang tinggi, dan team work yang solid (setahu saya, asisten/karyawan dia saja mencapai 7-9 orang)
Oleh karena itu apabila seorang pelaku online shop pemula ingin langsung main 'tingkat tinggi' dengan cara seperti ini, sebaiknya jangan dulu deh. Lebih baik main partai kecil-kecilan dari bawah dulu, walaupun kita bermodal besar tapi kalau pengalaman dan skill belum memadai, ujung-ujungnya malah bisa 'amsyong!' hehehe ☺
Hal lain yang harus menjadi titik perhatian besar, yaitu kalau sebuah online shop ingin bermain quantity seperti seller Ebay diatas harus bisa bermain di titik optimum. Artinya, percuma saja ambil margin sangat tipis kalau titik quantity-nya tidak ketemu (target optimal jumlah barang yang terjual harus bertemu pada titik margin price terendah yang diambil).
Jadi harus selalu masuk ke titik optimum penjualannya.
Analogi mudahnya :
Berapakah margin (keuntungan) dari sebuah permen?
Kecil sekali marginnya bukan?
Tapi kenapa pabrik rokok bisa sedemikian raksasa dan menggurita kekuatan bisnisnya?
Karena produknya yang laku perhari bukan hitungan satu-dua biji, tapi jutaan pcs perhari!
Seperti itulah sistem yang diterapkan oleh seller E-tech galaxy yang 'rada gila' dan toko online shop C diatas itu, (coba dilihat kembali sejenak keatas). ☺☺
Pada toko onlineshop C diatas, yang perputaran omset perbulannya 500.000.000 dengan margin 'hanya' 35 jutaan/bulan. Bagi orang yang kurang paham cara mainnya mungkin bisa bikin jidatnya berkerut dua belas! "Kok untungnya kecil amat yak??'' katanya hehehe ☺
Seperti yang berulangkali saya katakan, cara ini hanya bisa dilakukan oleh online shop yang sudah benar-benar berpengalaman di bidangnya (expert). Contohnya sudah sering saya sebutkan namanya, yaitu om Faisal adlan (owner ical toys).
Nah, begitulah sistem toko online shop C ataupun om Faisal adlan.
Mereka dalam menjalankan cashflow bisnisnya bagaikan sebuah bola salju yang sekian lama semakin diputar, maka semakin besar hasinya secara turun-temurun. Jadi bukan sebuah perjalanan bisnis yang asal jadi dan instan!
Lalu yang dimaksud cashflow disini bukan dalam arti audit stok barang yang 'diuangkan', bukan itu.
Cashflow ---> barang sudah dibeli orang, tidak pernah mengendap dalam waktu lama digudang, terus menerus berputar tanpa henti dengan margin yang tipis, tapiiiiii,,,,, perputarannya ABADI!
Dan hitung-hitungan penjualannya selalu masuk ke titik ekuilibrium (optimum).
Nah disinilah terbentuk sistem saling berbagi, team work online shop terus menghandle customer yang semakin banyak dan terus bertambah. Karena customer semakin banyak dan cara kerja team work kita bagus dan memuaskan, maka biasanya nama usaha kita terus menyebar (direkomendasikan) dari mulut ke mulut.
Jadi toko online shop C, seller laptop E-tech galaxy dan om Faisal adlan diatas terus membentengi usahanya dengan memperbesar cashflow dengan tetap mengambil margin yang murah/rendah (10%-20%). Online shop seperti mereka ini jelas sudah expert dibidangnya, dan bisa dikatakan : 'nyaris sulit untuk dikalahkan'.
Cara dan teknik yang digunakan para online shop tingkat expert diatas itu bukannya tanpa resiko ya teman-teman. Karena kalau sampai salah perhitungan atau salah spekulasi sedikit saja, bisa-bisa malah nombok, alias tekor bandar.
Hitung-hitungannya harus benar-benar pas dan didukung oleh team work yang solid. Masing-masing anggota team sudah tahu dan paham tugasnya masing-masing.
Hitung-hitungannya harus benar-benar pas dan didukung oleh team work yang solid. Masing-masing anggota team sudah tahu dan paham tugasnya masing-masing.
Jadi teknik ini hanya bisa diterapkan secara maksimal oleh toko online yang sudah berpengalaman setidaknya selama 5 tahun. Om Faisal adlan sendiri sudah berpengalaman dengan toko online "ical toys" nya selama 10 tahun (sejak 2007).
Kenapa lama 'jam terbang' dan tingginya pengalaman dalam mengelola online shop berkali-kali saya sebut sebagai penunjang utama suksesnya teknik the power margin 10 persen ini?
Sebab, seperti sering sekali saya katakan :
Jika ada seller online shop pemula yang skill dan jam terbangnya (pengalaman) masih kurang, kemudian karena kebetulan dia memiliki modal besar sehingga nekat memakai teknik ini, maka akibatnya apa?
Jika ada seller online shop pemula yang skill dan jam terbangnya (pengalaman) masih kurang, kemudian karena kebetulan dia memiliki modal besar sehingga nekat memakai teknik ini, maka akibatnya apa?
Hasilnya : pelayanan yang buruk, slow respon dan sistem yang kacau!
Teknik ini tidak cukup hanya mengandalkan modal yang besar, tapi juga skill mumpuni!!
Teknik margin 10 persen (quantity selling) ini hanya akan berjalan secara efektif jika juga dibarengi dengan servis yang memuaskan (quantity selling with premium service). Itulah resep dan rahasia paling ampuh yang membuat teknik ini 'nyaris tak terkalahkan', cara merebut pasar online shop paling ampuh!
Teman-teman bisa bayangkan dan coba hitung sendiri, tukang bubur naik haji itu menjual semangkok buburnya hanya 7.000 - 9.000 rupiah. Margin yang didapat mungkin hanya 2.000 hingga 3.000 rupiah per mangkoknya, belum lagi capeknya.
Tapi bagaimana kalau si tukang bubur itu bisa menjual habis hingga 400 hingga 500 porsi buburnya setiap hari? Nah,,,kita sudah tidak bisa lagi meremehkan nilai uang 'recehan' yang 'hanya' senilai 2 ribu atau 3 ribu perak tersebut. Betul? hehehehe ☺
Naaaaah,,,, yang terberat itu adalaaah : memulai teknik quantity selling itu sendiri!
Kenapa berat?
Karena didalam teknik ini ada jualan tenaga, jualan jam kerja, kekompakan team work, dan lain-lain. Belum lagi harus saling adu kuat-kuatan mata, tenaga, fikiran, inovasi dengan online shop yang telah expert lainnya. Faktanya survival kit untuk tetap dapat bertahan dalam ganasnya persaingan online shop memang mesti begitu.
Contoh analogi mudah lainnya : lihatlah ekspedisi JNE.
Bisakah teman-teman bayangkan? Untuk pengiriman sejabotabek kita cukup hanya membayar dengan nilai uang Rp. 9.000,-
Nah, coba teman-teman bayangkan lagi : bagaimana super sibuknya pekerjaan di ekspedisi JNE itu, mulai dari tenaga input data pengiriman di meja depan, kemudian di pick up, kemudian diantar ke agen pusat kota tujuan, kemudian disortir lagi, setelah itu barulah diantar kurir ke rumah masing-masing.
Sekarang saya coba tanya : sepadankah ongkir yang 9 ribu rupiah itu? Kalau dipikir-pikir rasanya tidak sepadan yah? hehehe ☺
Tapi faktanya?
Sampai sekarang JNE tetap berjalan dan terus lancar jaya dengan semua oprasionalnya, bahkan saya lihat semakin maju pesat saja ekpedisi milik swasta itu sekarang.
Kenapa bisa? Karena mereka sudah tahu persis dan sudah khatam bagaimana hitungan-hitungan (qty) didalamnya.
Jadi kunci utama yang harus diperhatikan dalam teknik online shop 'tingkat tinggi' ini hanya ada 2 :
- Titik optimum : kemahalan ---> jatuh grafiknya.- Titik optimum : kemurahan ---> jatuh juga grafiknya.
Ketika quantity tinggi, selama masih bisa dihajarnya marginnya, artinya : optimum.
Berbeda halnya ketika quantity selling tinggi, tapi tidak berjalan di titik margin ekuilibriumnya = Useless.
Banyak terjadi ketika seller menjual barang kemurahan (hitung-hitungannya 'gak putus').
Akhirnya : amblas! tekor alias rugi bandar!
Kejadian salah perhitungan seperti ini tidak hanya terjadi di dunia online shop saja, tapi juga terjadi di bisnis toko offline. Saya pernah menulis artikelnya, berisi kisah nyata.
Ini artikelnya : SEPATU RODA STORY, Prolog (Rugi Bandar)
Ada juga seller yang menjual kemahalan, hasilnya juga sama : amblas!
Namun ketika ada seller yang mampu menjual produknya dalam jumlah 1.000 hingga 5.000 pcs, itu rasanya belum ketemu contoh amblasnya.
Ingat rumusnya : quantity bertemu dengan price yang pas!
Kita nge-boost (memacu) quantity tidak cuma main di harga, tapi juga perhatikan di servis, respon yang cepat, brand, iklan, exposure, dan masih banyak lagi digital marketing lainnya untuk memacu penjualan.
Dan ingat!! Biaya marketing, biaya pasang iklan sana sini dan biaya lain sebagainya itu harus sudah masuk ke dalam hitungan harga barang, termasuk biaya operasional juga jangan lupa ikut dihitung.
Ada online shop pemula yang kebetulan bermodal kenceng salah kaprah. Yang di hitungnya sebagai modal itu adalah harga barang, lalu dijual deh! Hhhhhh! 😕😕😕
Maka yang bakal terjadi kemudian persis seperti yang saya tulis pada artikel Sepatu roda story (rugi bandar) diatas.
Cara yang benar seharusnya : masukan dulu semua budget dan biaya pengeluaran operasional yang ada, setelah itu barulah di kalkulasikan secara matang!
Sehingga cerita rugi bandar seperti artikel yang saya tulis diatas itu tidak akan terjadi.
Makanya berulang-ulang kali saya bilang, teknik ini (baca : the power of margin 10%) hanya akan bisa diterapkan secara sempurna oleh pelaku online shop yang telah berpengalaman secara bertahun-tahun. Karena hitung-hitungannya rumit dan harus benar-benar tepat.
Oleh karena itu bagi online shop pemula yang bermodal minim alias pas-pasan, tidak usah khawatir dengan para mastah online shop diatas. Karena jumlah mereka yang benar-benar real mastah tidaklah banyak, sebab tidak semua orang yang bisa menjalankan cara dan teknik seperti mereka. Kalau pun banyak seller yang cuma menang modal tapi skill Nol yang bermain quantity, ujung-ujungnya pasti amblas juga. 😢😢😢
Jadi bagi pelaku online shop pemula yang bermodal minim/pas-pasan, tidak usah khawatir dan berkecil hati. Tetaplah ambil margin di angka standar yaitu antara 25 - 30%.
Pasti tetap ada orang yang membeli kok, percayalah!
Karena setiap orang sudah ada rezekinya masing-masing.
Kalau kita masih pemula dan modal juga minim, jangan memaksakan diri mengikuti cara expert seperti diatas, karena pasti tidak akan pernah ketemu titiknya. (qty selling + price).
Lah iyalah! lha wong modal aja pas-pasan, gimana mau main quantity?? ya toooh? heheheheh
Jadi bagi yang mampu main quantity, maka mainlah secara quantity, tapi bagi yang belum mampu, maka bermainlah dengan cara yang standar saja. Semua ada kapasitasnya masing-masing.
Dan seperti yang saya katakan, masing-masing sudah ada rezekinya!
Yang penting halal dan berkah!
Demikianlah sharing kali ini tentang the power of margin 10 persen.
Semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman semuanya, khususnya pelaku bisnis online shop.
Salam sukses selalu.
Note : Pada tulisan kali ini saya banyak mengambil sumber referensi ilmu dari rekan saya sesama pebisnis, yaitu om Faisal adlan, owner dari toko online 'Ical Toys'.
Penulis by : Bang izal.
wah pas seklai karena saya berniat mempunyai toko online thanks tipsnya gan
ReplyDeleteSama-sama kang Komar 😁
DeleteSemoga bermanfaat 😊
Saya nyoba jualan buku dari penerbit kang dan poin tentang nombokin itu kena banget.
ReplyDeleteAda beberapa kali saya missed kalkulasi. Nombokin ekspedisi kebanyakan. Kira² strateginya gimana nih om biar ga nombok muluk
Nah itu dia om, seperti yg saya tulis diatas,,,, teknik margin 10 persen ini harus benar2 dengan perhitungan sangat ketat.
DeleteMeleset perhitungan sedikit saja, alhasil bukannya kita untung malah buntung.
Caranya dievaluasi ulang lagi om,,,, di bagian mana saja kena masalahnya.
Seperti yg telah om bilang masalah utamanya ada pada tarif ekspedisi yg sering nombok. Maka untuk di waktu berikutnya kalau om menetapkan biaya tarif suatu buku, lebihkanlah sedikit hitungan perkiraan tarifnya.
Misal sebuah buku ketika diukur dan ditimbang diperkirakan berat volumenya kena 5 kg, maka om tetapkan saja dulu beratnya menjadi 6 kg. Sehingga bila nanti hitungan perkiraan yg 5 kg tersebut meleset menjadi 6 kg, kita sudah megang biaya tarif 'cadangan'. 😊
Nah,,,jika nanti ternyata berat volumenya benar2 hanya kena 5 kg, maka om bisa mengembalikan kelebihan tarif yg 1 kg itu kepada pelanggan om.
Bisa dikembalikan uangnya melalui transfer. Atau cara yg lebih praktis, bisa dengan cara kita membelikan pulsa sebanyak sisa uang tarif tersebut. Di isikan pada no telpon pelanggan kita itu.
Strategi dan cara seperti inilah yg saya terapkan selama ini pada toko online saya. Sehingga sangat jarang sekali saya nombokin tarif ongkir. 😁
situasinya agak beda dari contoh bang izal nih.
DeleteJadi penerbit saya itu di luar jakarta. kalau saya posisinya kan agen online. sebenarnya penerbit sudah wanti-wanti kalau bisa jualannya jangan pake marketplace macam tokopedia, bukalapak, de el el.
Tapi kalau modal masih terbatas pilihan untuk jualan di blog (pake blogspot atau wordpress.com) tentu butuh skill koding tingkat tinggi. Bahkan kalau pake woocommerce untuk lapak sendiri, kalau ga kuat modal bisa pusing sendiri untuk netapin tarif ekspedisi.
Soalnya pernah saya cobain blog pencaricerah.com pake plugin woocommerce, settingan untuk ekspedisinya itu bikin ga action-action buat jualan. Karena bisa bulanan buat utak-atik skrip.
Kalau beli additional plugin JNE buat woocommerce modalnya masih cukup besar. Hampir 500 rebu kalau ga salah.
Nah saya mulai jualan lah di marketplace. Ternyata biaya ekspedisinya lebih besar dibanding yang saya perhitungkan. Misal: ongkir JNE untuk kawasan Jabodetabek 9000 via marketplace. Karena saya ordernya langsung ke penerbit dan letaknya tidak di Jakarta biaya ekspedisi nambah 10 rebu. Padahal buyernya ngasih ongkos ke saya 9000 itu tadi.
Kalau dari jawaban bang izal diatas, yang saya tangkap kelebihan biaya ekspedisi itu berarti harus saya masukin ke harga buku yang saya jual. Bukan begitu bang?
Kalau begitu ceritanya, berarti memang benar, om harus sedikit menaikkan harga jual bukunya.
DeleteApa sebab?
Karena om terbebani oleh biaya ongkir pen-distribusian barang dari penerbit yg berada di luar kota itu. Jadi biaya ini sudah harus masuk hitungan modal barang.
Dan memang benar kata penerbit itu, kalau dalam posisi seperti om memang tidak tepat berjualan di Marketplace.
Apa lagi sebabnya?
Karena pasaran harga di Marketplace itu sudah pada gila2 hancurnya. Jadi agak sulit juga untuk om menaikkan harga.
Yg paling tepat memang berjualan di toko website sendiri. Kalau di website sendiri harga jual bisa lebih baik, karena tidak ada persaingan tidak sehat (seperti di Marketplace) yg membuat harga menjadi hancur.
Hanya saja, kendalanya memang ya itu,,,, proses untuk membangun toko web sendiri memang lama.
Kalau saya simak, kendala utamanya karena om mengambil barang secara online melalui penerbit dari luar Jakarta, nah bagaimana kalau kita 'tebas' kendala/masalah itu dengan mengambil barang dari penerbit sekitar dalam kota Jakarta, atau paling jauh wilayah sekitar Jabodetabek, bagaimana om?
Jadi dengan cara begitu, setidaknya kita bisa sedikit memangkas ongkir kirim distribusi barang.
Siiippp bos..itu berarti bisnis menggunakan faktor kali (X)..margin kecil dikalikan omset yg tinggi akhirnya untung banyak juga..
ReplyDelete100 buat om 👌😉
DeleteSalam blogger 😊
Kalau ketemu pemodal besar yang berani ambil profit hanya 1% atau bahkan jual rugi, apakah akan ada artikel the power of margin 1%? Saya sampai hari ini masih percaya modal adalah kekuatan terbesar.Mau sekreatif sebagus sepintar apapun kl tidak ada cadangan modal besar, 90% pasti kolaps, tinggal tunggu waktu saja.Bahkan marketplace sebesar tokopedia dan bukalapak pun akan ketar ketir ketika amazon buka cabang di Indonesia.Era daud menang melawan goliath atau timun mas menang lawan buto ijo sudah lewat
ReplyDeleteYa enggak gitu juga,,,, kalau cuma main jurus mabok banting harga (tanpa perhitungan dan ilmu yang matang), itu mah anak TK juga bisa bos hehehe :-)
DeleteMakanya saya telah menulis artikel lain sebagai penyeimbang isi artikel ini, berikut link artikelnya : PERANG HARGA DI TOKO ONLINE (DAN OFFLINE) SEMAKIN MARAK TERJADI (Adakah Solusinya?)
Sekarang susah om ngambil profit 10% di marketplace karena omset lebih dari 4,8 milyar pertahun saja sudah bayar pajak 10%
ReplyDelete