Lingkaran Labirin Korupsi
"Mengapa korupsi tak bisa diberantas di negeri ini?"
"Karena kita tidak percaya bahwa korupsi bisa diberantas."
- Baharuddin Lopa.
(Mantan Jaksa Agung RI)
Saya mau coba tanya nih,,,,,Kira-kira bagaimana perasaan teman-teman semua setelah membaca kutipan kalimat diatas?
"Karena kita tidak percaya bahwa korupsi bisa diberantas."
- Baharuddin Lopa.
(Mantan Jaksa Agung RI)
Saya mau coba tanya nih,,,,,Kira-kira bagaimana perasaan teman-teman semua setelah membaca kutipan kalimat diatas?
Apakah merasa tersinggung, jengkel, marah atau biasa-biasa saja??
Kutipan kata-kata mantan Jaksa Agung Republik Indonesia diatas itu seharusnya benar-benar menampar wajah kita semua, Amat lugas dan pedas.
Tapi kenapa kita cenderung merasa biasa-biasa saja mendengarnya?.
Yap!
Sebab yang dikatakan beliau itu memang benar adanya. Memang begitulah kenyataannya. Negeri ini terjebak dalam lingkaran labirin korupsi!
Betapa tidak?
Betapa tidak?
Lihatlah praktek korup, curang, percaloan, kongkalikong dan tetek bengek lainnya sudah amat mengakar dan membudaya pada bangsa kita.
Mulai dari tingkat pejabat tinggi pemerintahan, instansi-instansi yang basah seperti tempat pelayanan publik, pajak, bea cukai, samsat sampai ke tingkat Lurah, RT/RW tidak pernah lepas dari praktek pungli dan calo.
Sekitar tahun 2008 kakak istri saya pernah dimintai uang beberapa puluh juta sebelum diterima jadi pegawai disuatu instansi.
Namun karena uangnya tidak cukup, akhirnya posisinya digeser orang orang lain yang lebih berduit, padahal kakak istri saya itu sudah lulus semua tes!
Kalau sudah uang yang jauh lebih berkuasa di negeri ini daripada prestasi, kualitas dan kreativitas, sudah sepantasnyalah negara kita ini belum bisa maju-maju.
Sebabnya?
Ya karena ulah kita sendiri, salah kita sendiri, salah kita semua.
Karena kita semualah yang membiarkan hidup subur sistem korup seperti itu!.
Kalaupun ada segelintir orang-orang yang jujur dan menyeru kepada kebaikan, eh malah kita musuhi, kita kucilkan, dan kita tinggalkan.
Maka tak salah apa yang diucapkan oleh pak Baharuddin lopa diatas, kita hanya terjebak berputar-putar dalam lingkaran tak berujung (labirin).
Kita tidak percaya bahwa korupsi bisa diberantas, karena kita sendiri memang tidak sungguh-sungguh mau memberantasnya!
Sekarang marilah kita analisa dan periksa ke tingkat yang lebih mendalam, atau tingkat yang paling mendasar yaitu anak-anak kita.
Tanpa kita sadari, kita kadang membiarkan anak-anak kita terbiasa dari sejak dini berlaku curang dan tidak jujur pada dirinya sendiri, yaitu kebiasaan mencontek.
- Tahukah teman? Sebenarnya kebiasaan mencontek itu adalah salah satu bibit, atau cikal bakal perilaku korupsi!
Ha??? Mencontek salah satu bibit dan cikal bakal mental korupsi,,,,,,??
Kenapa bisa demikian,,,?
Baiklah, biar saya coba uraikan :
Contoh kasus----> ada seorang anak SD punya kebiasaan mencontek.
Kebiasaanya itu termasuk perbuatan curang dan tidak jujur, maka seharusnya sudah jadi tugas orang tuanyalah untuk menanamkan nilai sportifitas dan kejujuran kepada anak-anaknya.
Namun kadang-kadang, ada kejadian pada sebagian orang tua (sebagian ya, tidak semuanya), karena terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak sempat menyuruh, dan membiarkan anaknya tidak belajar.
Sehingga si anak jadi malas belajar dan selalu mengandalkan pada contekan. Karena sering dilakukan, lama kelamaan jadi tumbuh kebiasaan mencontek, pakai cara instan, cara curang.
Dasar apes, pas ujian nasional si anak ketahuan mencontek oleh pengawas, akhirnya terkena sanksi tidak naik kelas.
Entah kenapa dengan orang tuanya, anaknya malah dipaksa harus dinaikkan kelas apapun caranya (demi nama baik dan gengsi?)
Sering cara yang dipakai yaitu cara klasik dengan kasi uang pelicin kepada oknum guru/kepala sekolah biar si anak naik kelas.
Padahal dengan dipaksa dinaikan itu malah akan membuat anaknya makin setress, mata pelajaran dikelas yang sebelumnya saja belum dia dikuasai, malah disuruh paksa untuk naik ke kelas yang lebih tinggi, akhirnya ujung-ujungnya si anak berakhir tidak lulus.
Ah, lagi-lagi solusinya gampang,,,,kasi uang pelicin lagi, biar lulus.
Kemudian ketika si anak beranjak dewasa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, membuat skripsi murni hasil karya ilmiah diri kita sendiri, itu sulitnya setengah mati.
Ah, solusinya juga gampang, sekarang banyak kok bertebaran jasa pembuatan skripsi dimana-mana.
Tinggal pesan urusan beres.
Berlanjut kelak dengan kenyataan betapa amat sulitnya ketika masuk ke dunia kerja, (swasta, pns, aparat, atau pegawai)
Puluhan ribu orang pelamar pekerjaan selalu bertambah setiap tahun, sedangkan lowongan lapangan pekerjaan hanya tersedia untuk ratusan orang saja, bayangkan betapa kerasnya persaingan!
Ah,,, solusinya gampaaaaaang, pakai pelicin lagi yang jauh lebih mantap, kalau perlu pakai jasa orang dalam (nepotisme), biar lebih sakti!
Nah, cara cepat untuk balik modal semua biaya pelicin yang telah banyak dikeluarkan sejak si anak SD sampai dewasa ialah dengan jalan korupsi.
Si anak pun (yang sekarang telah dewasa), karena sedari kecil sudah terbiasa mencapai semuanya dengan cara instan, sehingga amat enteng bagi dia melakukannya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tersebut. Tidak ada beban dan hampir tidak ada rasa berdosa!
Kelak, kalau dia punya anak, cara-cara instan orang tuanya dahulupun diulang kembali, dipraktekan dan ditanamkan lagi kepada anak-anaknya.
Begitulah,,,,,,,,,,,,,,,,,
- Begitulah,,,,,,,,,,,,,,,,
- Dan begitulah seterusnya,,,,,,,,,,,,
- Generasi ke generasi,,,,!
- Terperangkap dalam lingkaran labirin tak berujung!
Selamatkanlah negeri ini, kita mulai start dari masing-masing diri dan keluarga kita sendiri.
Tanamkanlah kejujuran kepada anak-anak kita.
Apabila kita semua konsisten dalam mendidik anak-anak kita, konsisten dalam mengajarkan kejujuran dan sportifitas, maka kelak negeri kita ini niscaya akan bangkit dengan sendirinya.
Anak-anak kita itulah yang akan menyelamatkan bangsa dan negaranya.
Aammin.
Penulis by : Bang izal.
ngeri bang izal sekarang mah postingan dan judul makin good saja, bisa jadi inspirasi blogger pemula seperti saya ini hehe ijin comot gan
ReplyDeleteIya memang ngeri banget kang Komar, makanya marilah sama2 kita selamatkan negeri kita Indonesia tercinta ini.
DeleteBtw lagi mengajukan adsense ya kang?
Semoga diterima ya 😊
waah, bibit korupsi itu. nyontek masuk juga -_-
ReplyDeleteYa,,, salah satu bibitnya, sebab mencontek termasuk perbuatan jalan pintas, curang dan gak jujur kan om? 😁
Delete