Misteri Waktu dan Tragedi Orang yang Di Tipu Oleh Hartanya
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah. Akhirnya ibu mertua saya kondisinya sudah mulai membaik, sehingga telah di izinkan pulang oleh dokter.
Kurang lebih selama 4 hari beliau menjalani rawat inap di salah satu ruangan rumah sakit itu.
Selanjutnya beliau akan menjalani rawat jalan, dalam jangka waktu tertentu diharuskan datang kembali, untuk kontrol dan cek up ulang ke rumah sakit itu.
Hari ini sejak pagi, siang dan sore hari telah silih berganti para saudara, kaum kerabat dan teman-teman pengajian ibu mertua yang datang menjenguk ke rumah.
Setelah ba'da magrib, barulah mereka semua pulang ke rumah masing-masing.
Kami sekeluarga pun akhirnya bisa bersantai. Sesekali istri saya pergi ke tempat pembaringan ibunya, untuk sekedar mengecek dan memenuhi segala keperluannya.
Sepulang dari sholat Magrib, sayapun duduk sendirian di teras depan rumah.
Sesaat beberapa waktu lamanya saya sempat termenung.
Saya teringat akan sesuatu. yaitu tentang misteri waktu dan tragedi orang-orang yang telah ditipu oleh hartanya.
Tatapan mata lurus ke depan, tapi fikiran saya berada di tempat lain. Antara melihat dan tidak pada orang-orang yang sedang lewat dari arah mushola depan rumah mertua saya itu.
Tiba-tiba saya tersadar dari lamunan.
Tidak berapa lama kemudian saya teringat dengan blog ini.
"Akh,,,, lebih baik di manfaatkan waktu luang dan bersantai ini untuk membuat sebuah artikel".
"Sekaligus menumpahkan beberapa hal yang cukup membekas di fikiran", ucap saya membatin.
Teman-teman, Mohon izinkanlah saya untuk mulai menuturkannya,,...,,,
Selama 4 hari saya berada di kota Tangerang ini, ada beberapa kejadian.
Salah satu diantaranya ketika baru saja sampai di Tangerang, saya langsung mendapat masalah. Yaitu sangat sulit mendapatkan kendaraan yang menuju ke rumah mertua. Terjebak ditengah konflik supir angkot VS armada angkutan online.
Kemarin telah saya tulis artikel yang khusus mengulas masalah tersebut, berjudul BENTROK ANGKUTAN ONLINE vs OFFLINE TERUS TERJADI (apa solusinya?)
Tapi, bukan kejadian itu yang benar-benar membekas di fikiran saya.
Ada hal lain, yaitu kejadian dan peristiwa yang saya lihat selama berada di rumah sakit.
Di ruang rawat inap yang berada pada tingkat ke delapan rumah sakit swasta itu, didalamnya ada 6 orang pasien, salah satunya ibu mertua saya.
Entah kenapa di kamar perawatan itu terdiri dari orang-orang yang sudah sepuh semua. Saya perkirakan rata-rata pasien yang ada ditempat itu umurnya antara 60 - 85 tahun.
Berbagai tingkah polah dan keadaan yang saya lihat pada pasien di ruang itu.
Ada yang selalu berteriak-teriak memanggil suster di tengah malam. Ada yang selalu meringis kesakitan. Ada juga yang ingin minta mati saja.
Ada pula yang telah pikun dan sering berhalusinasi,
Selalu merasa seakan ada orang yang ingin mengajaknya pergi jauh.
Menurut informasi dari suster jaga, pasien perempuan yang sering berhalusinasi itu telah berumur sekitar 83 tahun. Seorang pengusaha yang punya banyak toko elektronik di kota Tangerang dan juga kaya raya.
Dia menderita penyakit komplikasi diabetes, gagal ginjal dan pankreasnya juga telah diangkat. Sehingga jumlah air yang di minumnya harus selalu dibatasi.
Tiap malam selalu mengeluh kehausan. Berteriak-teriak meminta air. Yang agak lucu, setelah di beri beberapa teguk air oleh suster, eh tidak berapa lama kemudian dia masih meminta air lagi.
Walau telah dijelaskan dan diyakinkan oleh para suster dan pembantunya bahwa dia baru saja telah di berikan air. Tetapi pasien tua itu tetap bersikeras, karena merasa sama sekali belum di berikan air, benar-benar telah pikun.
Yang membuat saya kasihan, yaitu melihat pembantunya itu. Tiap hari dan sepanjang malam pembantunya tidak bisa tidur, karena selalu melayani majikannya yang telah sepuh itu.
(Termasuk saya juga jadi ikut-ikutan tidak bisa tidur sepanjang malam karena begitu hebohnya pasien tua itu, mau protes tapi rasanya tidak enak karena dia sudah sepuh, ya sudah sabar sajalah hehehe)
Dan yang membuat saya termenung, telah saya lihat sendiri dengan nyata dan jelas sekali, ternyata begitulah kepayahannya apabila seseorang yang telah memasuki usia sangat senja, sakit-sakitan dan menderita kepikunan.
Oleh sebab itulah Nabi Muhammad pernah mengajarkan suatu doa agar kita terlindung dari kepikunan di masa tua.
Hal lain yang jadi renungan, kalau kita fikiran dalam-dalam, sebenarnya hidup di dunia ini amatlah sangat singkat sekali.
Bila saya teringat pada masa-masa remaja dahulu, saat saya masih suka nongkrong dan main game Ding dong di Mall graha Cijantung sekitar 20 tahun yang lalu,
Rasanya seolah masih terjadi di hari kemarin!
Tidaklah seperti masa 20 tahun!
Cobalah teman-teman semua bayangkan dan ingat kembali kepada masa puluhan tahun yang lalu itu, pasti sama dengan saya rasakan!
Begitulah singkatnya waktu didunia.
Terkadang yang membuat sebagian kita terlupa, yaitu terlalu mengejar pada satu sisi dan melupakan sisi yang lain.
Tidak seimbang!
Ada orang yang terlalu mati-matian mengejar materi, sehingga umur dan waktunya hanya habis di situ-situ saja.
Terlalu mengejar target sehingga terlupakan waktu kehangatan dan kebersamaan dengan keluarganya.
Terlupakan waktu untuk bersosialisasi dan bermasyarakat, sehingga cenderung menjadi seseorang yang terlalu ekslusif.
Selalu lembur hampir sepanjang hari, berangkat dari pagi pulang-pulang sampai rumah telah larut malam.
Waktu demi waktu berputar dan habis seperti itu terus, demi obsesi menumpuk materi.
Yang lebih parah, terkadang obsesi itu malah menjadikan kita sosok yang kikir, bukan hanya kikir kepada orang lain, bahkan sampai kikir kepada diri sendiri!
Sebab, karena kita merasa begitu sulitnya mencari materi, sehingga merasa amat sayang untuk melepas (baca : membelanjakannya) kembali.
Lucunya, kita malah bisa merasakan kebahagiaan apabila melihat jumlah nominal rekening di tabungan kita yang terus semakin gendut dan bertambah.
Makin banyak terlihat nominalnya makin berlipat-lipat kebahagiaan rasanya.
Aneh! Kebahagiaan semu!
Tanpa sadar waktu terus berlalu.
Hingga tibalah dimasa tua kita dengan materi (harta) yang selama berpuluh tahun berhasil kita kumpulkan sampai jumlahnya berlimpah ruah.
Namun sayang, semua itu sudah tidak berguna. Karena kita benar-benar tidak pernah bisa lagi menikmatinya.
Sebab semua organ tubuh sudah mulai renta dan rapuh, sudah mulai banyak pantangannya!
Mau dikatakan berguna untuk anak istri dan keluarga pun juga tidak, karena penyakit kikir dan sayang harta itu sudah demikian membelenggu jiwa kita.
Harta telah berlimpah tapi tidak bermanfaat sama sekali, dan tidak pernah membawa kebahagiaan!
Anak dan istri pun seperti berharap agar kita cepat mati saja, supaya 'bagiannya' akhirnya bisa mereka dapatkan!
Hufft,,,,Andai semuanya itu sampai terjadi pada diri kita, aduhai,,,, sungguh kasihan dan merugi sekali!
Naudzubillah! Jangan sampai deh!
Amit-amit Hhhhhhh!
Teman-teman,,, apa yang saya gambarkan di atas bukanlah sekedar dongengan atau khayalan.
Tapi memang benar-benar ada yang terjadi seperti itu dalam kejadian nyata.
Tertipu oleh hartanya sendiri!
Makanya di dalam kitab suci Al Qur'an surat At- Takatsur ayat 1-8 telah di cela orang-orang seperti itu, yang sepanjang hidupnya hanya sibuk menumpuk-numpuk dan bermegah-megahan dengan hartanya, sedangkan hartanya itu sama sekali tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Kelak di hari kiamat, semua hartanya itu menjadi sumber penyesalan baginya.
Saya berdoa dan selalu berharap semoga harta yang saya cari selama ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan juga bisa bermanfaat bagi sesama.
Dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada saya, baik kesehatan jasmani maupun ketenangan rohani.
Dan ya Allah, mohon lindungilah hamba dari kepikunan di masa tua dan berilah akhir hidup yang khusnul khatimah, Aammiin.
Semoga tulisan misteri waktu dan tragedi orang yang di tipu oleh hartanya ini juga bermanfaat untuk teman-teman semua.
Dan semoga Allah Yang Maha Berkehendak senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semuanya.
Aammiin.
Penulis by : Bang Izal.
Kurang lebih selama 4 hari beliau menjalani rawat inap di salah satu ruangan rumah sakit itu.
Selanjutnya beliau akan menjalani rawat jalan, dalam jangka waktu tertentu diharuskan datang kembali, untuk kontrol dan cek up ulang ke rumah sakit itu.
Hari ini sejak pagi, siang dan sore hari telah silih berganti para saudara, kaum kerabat dan teman-teman pengajian ibu mertua yang datang menjenguk ke rumah.
Setelah ba'da magrib, barulah mereka semua pulang ke rumah masing-masing.
Kami sekeluarga pun akhirnya bisa bersantai. Sesekali istri saya pergi ke tempat pembaringan ibunya, untuk sekedar mengecek dan memenuhi segala keperluannya.
Sepulang dari sholat Magrib, sayapun duduk sendirian di teras depan rumah.
Sesaat beberapa waktu lamanya saya sempat termenung.
Saya teringat akan sesuatu. yaitu tentang misteri waktu dan tragedi orang-orang yang telah ditipu oleh hartanya.
Tatapan mata lurus ke depan, tapi fikiran saya berada di tempat lain. Antara melihat dan tidak pada orang-orang yang sedang lewat dari arah mushola depan rumah mertua saya itu.
Tiba-tiba saya tersadar dari lamunan.
Tidak berapa lama kemudian saya teringat dengan blog ini.
"Akh,,,, lebih baik di manfaatkan waktu luang dan bersantai ini untuk membuat sebuah artikel".
"Sekaligus menumpahkan beberapa hal yang cukup membekas di fikiran", ucap saya membatin.
Teman-teman, Mohon izinkanlah saya untuk mulai menuturkannya,,...,,,
Selama 4 hari saya berada di kota Tangerang ini, ada beberapa kejadian.
Salah satu diantaranya ketika baru saja sampai di Tangerang, saya langsung mendapat masalah. Yaitu sangat sulit mendapatkan kendaraan yang menuju ke rumah mertua. Terjebak ditengah konflik supir angkot VS armada angkutan online.
Kemarin telah saya tulis artikel yang khusus mengulas masalah tersebut, berjudul BENTROK ANGKUTAN ONLINE vs OFFLINE TERUS TERJADI (apa solusinya?)
Tapi, bukan kejadian itu yang benar-benar membekas di fikiran saya.
Ada hal lain, yaitu kejadian dan peristiwa yang saya lihat selama berada di rumah sakit.
Di ruang rawat inap yang berada pada tingkat ke delapan rumah sakit swasta itu, didalamnya ada 6 orang pasien, salah satunya ibu mertua saya.
Entah kenapa di kamar perawatan itu terdiri dari orang-orang yang sudah sepuh semua. Saya perkirakan rata-rata pasien yang ada ditempat itu umurnya antara 60 - 85 tahun.
Berbagai tingkah polah dan keadaan yang saya lihat pada pasien di ruang itu.
Ada yang selalu berteriak-teriak memanggil suster di tengah malam. Ada yang selalu meringis kesakitan. Ada juga yang ingin minta mati saja.
Ada pula yang telah pikun dan sering berhalusinasi,
Selalu merasa seakan ada orang yang ingin mengajaknya pergi jauh.
Menurut informasi dari suster jaga, pasien perempuan yang sering berhalusinasi itu telah berumur sekitar 83 tahun. Seorang pengusaha yang punya banyak toko elektronik di kota Tangerang dan juga kaya raya.
Dia menderita penyakit komplikasi diabetes, gagal ginjal dan pankreasnya juga telah diangkat. Sehingga jumlah air yang di minumnya harus selalu dibatasi.
Tiap malam selalu mengeluh kehausan. Berteriak-teriak meminta air. Yang agak lucu, setelah di beri beberapa teguk air oleh suster, eh tidak berapa lama kemudian dia masih meminta air lagi.
Walau telah dijelaskan dan diyakinkan oleh para suster dan pembantunya bahwa dia baru saja telah di berikan air. Tetapi pasien tua itu tetap bersikeras, karena merasa sama sekali belum di berikan air, benar-benar telah pikun.
Yang membuat saya kasihan, yaitu melihat pembantunya itu. Tiap hari dan sepanjang malam pembantunya tidak bisa tidur, karena selalu melayani majikannya yang telah sepuh itu.
(Termasuk saya juga jadi ikut-ikutan tidak bisa tidur sepanjang malam karena begitu hebohnya pasien tua itu, mau protes tapi rasanya tidak enak karena dia sudah sepuh, ya sudah sabar sajalah hehehe)
Dan yang membuat saya termenung, telah saya lihat sendiri dengan nyata dan jelas sekali, ternyata begitulah kepayahannya apabila seseorang yang telah memasuki usia sangat senja, sakit-sakitan dan menderita kepikunan.
Oleh sebab itulah Nabi Muhammad pernah mengajarkan suatu doa agar kita terlindung dari kepikunan di masa tua.
Hal lain yang jadi renungan, kalau kita fikiran dalam-dalam, sebenarnya hidup di dunia ini amatlah sangat singkat sekali.
Bila saya teringat pada masa-masa remaja dahulu, saat saya masih suka nongkrong dan main game Ding dong di Mall graha Cijantung sekitar 20 tahun yang lalu,
Rasanya seolah masih terjadi di hari kemarin!
Tidaklah seperti masa 20 tahun!
Cobalah teman-teman semua bayangkan dan ingat kembali kepada masa puluhan tahun yang lalu itu, pasti sama dengan saya rasakan!
Begitulah singkatnya waktu didunia.
Terkadang yang membuat sebagian kita terlupa, yaitu terlalu mengejar pada satu sisi dan melupakan sisi yang lain.
Tidak seimbang!
Ada orang yang terlalu mati-matian mengejar materi, sehingga umur dan waktunya hanya habis di situ-situ saja.
Terlalu mengejar target sehingga terlupakan waktu kehangatan dan kebersamaan dengan keluarganya.
Terlupakan waktu untuk bersosialisasi dan bermasyarakat, sehingga cenderung menjadi seseorang yang terlalu ekslusif.
Selalu lembur hampir sepanjang hari, berangkat dari pagi pulang-pulang sampai rumah telah larut malam.
Waktu demi waktu berputar dan habis seperti itu terus, demi obsesi menumpuk materi.
Yang lebih parah, terkadang obsesi itu malah menjadikan kita sosok yang kikir, bukan hanya kikir kepada orang lain, bahkan sampai kikir kepada diri sendiri!
Sebab, karena kita merasa begitu sulitnya mencari materi, sehingga merasa amat sayang untuk melepas (baca : membelanjakannya) kembali.
Lucunya, kita malah bisa merasakan kebahagiaan apabila melihat jumlah nominal rekening di tabungan kita yang terus semakin gendut dan bertambah.
Makin banyak terlihat nominalnya makin berlipat-lipat kebahagiaan rasanya.
Aneh! Kebahagiaan semu!
Tanpa sadar waktu terus berlalu.
Hingga tibalah dimasa tua kita dengan materi (harta) yang selama berpuluh tahun berhasil kita kumpulkan sampai jumlahnya berlimpah ruah.
Namun sayang, semua itu sudah tidak berguna. Karena kita benar-benar tidak pernah bisa lagi menikmatinya.
Sebab semua organ tubuh sudah mulai renta dan rapuh, sudah mulai banyak pantangannya!
Mau dikatakan berguna untuk anak istri dan keluarga pun juga tidak, karena penyakit kikir dan sayang harta itu sudah demikian membelenggu jiwa kita.
Harta telah berlimpah tapi tidak bermanfaat sama sekali, dan tidak pernah membawa kebahagiaan!
Anak dan istri pun seperti berharap agar kita cepat mati saja, supaya 'bagiannya' akhirnya bisa mereka dapatkan!
Hufft,,,,Andai semuanya itu sampai terjadi pada diri kita, aduhai,,,, sungguh kasihan dan merugi sekali!
Naudzubillah! Jangan sampai deh!
Amit-amit Hhhhhhh!
Teman-teman,,, apa yang saya gambarkan di atas bukanlah sekedar dongengan atau khayalan.
Tapi memang benar-benar ada yang terjadi seperti itu dalam kejadian nyata.
Tertipu oleh hartanya sendiri!
Makanya di dalam kitab suci Al Qur'an surat At- Takatsur ayat 1-8 telah di cela orang-orang seperti itu, yang sepanjang hidupnya hanya sibuk menumpuk-numpuk dan bermegah-megahan dengan hartanya, sedangkan hartanya itu sama sekali tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Kelak di hari kiamat, semua hartanya itu menjadi sumber penyesalan baginya.
Saya berdoa dan selalu berharap semoga harta yang saya cari selama ini dapat bermanfaat bagi diri, keluarga dan juga bisa bermanfaat bagi sesama.
Dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada saya, baik kesehatan jasmani maupun ketenangan rohani.
Dan ya Allah, mohon lindungilah hamba dari kepikunan di masa tua dan berilah akhir hidup yang khusnul khatimah, Aammiin.
Semoga tulisan misteri waktu dan tragedi orang yang di tipu oleh hartanya ini juga bermanfaat untuk teman-teman semua.
Dan semoga Allah Yang Maha Berkehendak senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semuanya.
Aammiin.
Penulis by : Bang Izal.
semoga kita tetap menjadi hamba-hamba Allah yang selalu mengerti untuk menggunakan harta ke hal yang bermanfaat. Amin.
ReplyDeleteAammiin ya rabbal alamiin,,,, selamat menunaikan ibadah puasa ya om,,,, mohon maaf lahir dan batin 😊
Delete